Beranda Berita Photo Kekerasan Kepada Anak di Tangsel Meningkat, FPPMT: Ini Mencoreng Momen Harkitnas

Kekerasan Kepada Anak di Tangsel Meningkat, FPPMT: Ini Mencoreng Momen Harkitnas

BERBAGI

Serpong, Beritatangsel.com – Tingginya angka kekerasan seksual kepada anak di Kota Tangsel menandakan kekerasan kepada anak masih memprihatinkan dan bisa menjadi momok menakutkan bagi orangtua.

Berdasarkan informasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangsel, kasus kekerasan pada anak yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Pada tahun 2016, P2TP2A Kota Tangsel menangani kasus kekerasan sebanyak 136 kasus dan 93 kasus itu diantaranya adalah kasus yang terjadi pada anak-anak.

Sementara per bulan Mei 2017 sudah didapati kasus kekerasan sebanyak 32 kasus kekerasan kepada anak.

“Jadi kasus kekerasan pada setiap tahunnya meningkat, dan jenis kasusnya beragam, baik secara fisik, psikis mapun seksual, saat ini ada juga remaja yang membuang bayi.” kata Ketua P2TP2A Kota Tangsel, Herlina Mustikasari kepada wartawan di Serpong. Jumat (19/5/2017).

“Tangsel inikan kecil, kalau ada sumber yang mengetahui data daripada para korban, itu akan tersebar cepat dan akan mempengaruhi tumbuh kembang mereka (korban-red), ” tuturnya.

Dirinya menyebutkan kasus kekerasan pada anak terjadi bukan hanya di Tangsel saja, tapi diseluruh Indonesia, dan P2TP2A Kota Tangsel menyadari masalah kekerasan adalah problem bersama.

Menurut Herlina, meningkatnya angka kekerasan pada anak secara kualitatif dan kuantatif disebabkan karena kemajuan teknologi yang sangat luar biasa dan masalah internal keluarga asuh yang kurang berperan aktif.

“Adanya ketidak nyamanan anak pada orang tua sehingga si anak lebih mendengar masukan dari luar dari pada nasihat orang didalam rumah, ” tambahnya.

Dirinya menghimbau agar semua elemen dan stakholder bergandengan tangan dalam melakukan pencegahan kekerasan pada anak di kota Tangsel, yang notabenenya disebut sebagai kota layak anak.

“Kita harus bergandengan tangan, untuk bisa mencegah kekerasan pada anak, bergandengan tangan itu dari masyarakat dan pemerintah, ”

Baca Juga :  Cegah Konflik, Pemuda Perlu Ditularkan Semangat Sumpah Pemuda

“Saya optimis jika semuanya bergandengan tangan kasus kekerasan pada anak ini akan menurun. Saya juga pesimis jika tidak adanya bergandengan tangan kekerasan pada anak akan mengalami peningkatan, ” pungkasnya.

Menyikapi hal tersebut, Forum Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Tangerang, Zul Agung menilai banyaknya kasus kekerasan kepada anak ini justru mencoreng di momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

“Ini perlunya peningkatan antar lini baik dari masyarakat dan pemerintah terutama dalam hal pengawasan. Masyarakat sebagai orangtua harus mengawasi anaknya serta kinerja dari satgas perlindungan anak dan perempuan perlu ditingkatkan untuk mencegah tingginya angka kekerasan kepada anak, “ Tutur Zul Agung saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon. Sabtu (20/5/2017). (Dc)