Beranda Berita Photo Profil Majelis Dzikir dan Taklim Syadziliyah Tangsel

Profil Majelis Dzikir dan Taklim Syadziliyah Tangsel

BERBAGI

Beritatangsel.com – Majlis dzikir dan taklim Syadziliyah Tangsel didirikan pada tanggal 5 Mei 2005 oleh *_KH. Kholid Ar-rifa’ie As-syadzily_* kelahiran Sumenep Madura. Beliau seorang santri tulen alumni pondok pesantren sumber Payung Ganding Sumenep Madura dan pondok pesantren Lirboyo Kediri Jatim. Beliau belajar di pondok pesantren dari sejak kelas 3 SD sampai Alumni SLTA Kurang lebih 11 tahun. Kemudian melanjutkan studinya di IAIN syarif Hidayatullah jakarta dengan jurusan bahasa Arab. Sejak kelas 6 SD beiau sudah hafal kitab Jurmiyyah dan Hafal Alfiyah 1000 bait sejak di Lirboyo.

Sebelum mendirikan Mejelis tahun 2005 KH Kholid Ar-rifa’ie sempat bekerja di Salah satu anak perusahaan Astra di Gaya motor Sunter selama 3 Tahun. Kemudian beliau hijrah menjadi pengusaha selular di bilangan Roxi Mas Jakpus selama 10 tahun dari tahun 2000-2010. dimana pada saat itu Roxi menjadi pusat bisnis selular terbesar di Asia tenggra. Setelah jenuh di dunia bisnis akhirnya beliau banting setir dan hijrah kedalam dunia dakwah dan mendirikan Majelis dzikir dan taklim syadziliyah Tangsel seraya menekuni kajian-kajian tasawwuf.

*Tujuan Pendirian Majelis*

1.Karena panggilan dakwah meneruskan tradisi nubuwwah yaitu dengan cara *”Ta’llum & Ta’lim “* ( Ngaji dan Ngajar ) Sebagaimana Perintah wahyu pertama surat Al’alaq : *Iqra’ Bismirabbik Alladzi kholaq* ( Bacalah…Bacalah …Ngajilah …ngajilah..! ) dengan tujuan agar menjadi Manusia yang lebih deket dan sujud kepada Allah.

2. Melakukan bimbingan khusus bagi orang-orang yang ingin taubat dan kembali ke jalan Allah.

3. Melayani Konsultasi dan konseling problema kehidupan baik of-line maupun online.

4. Melayani Jasa Ruqyah Aswaja dan terapi penyakit non medis ataupun kejiwaaan.

5. Melakukan bimbingan rohani bagi para penempuh jalan Allah melalui Jalur thoriqah.

Baca Juga :  Cari Bibit SMK 1 Tangsel Gelar Lomba Kompetisi Siswa

*VISI MISI MAJELIS SYADZILIYAH*

Mengenal diri mengenal Allah.

*ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه*

Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

*Profil Majelis dan Jamaah*

Seperti umumnya majelis lainnya khususnya di majelis perkotaan selalu mengalami pasang surut baik dari segi aktifitas majelis maupun dari segi perkembangan jamaah. Hal ini sangat dimaklumi, mengingat tingginya mobilitas jamaah perkotaan dengan macam-macam profesinya yang terkadang mengganggu istikomahnya di Majelis.

Namon demikian majelis Dzikir Syadziliyah Tangsel tetap berjalan istikomah sampai sekarang telah mengalami pergantian 3 generasi jamaah :

*Generasi pertama :*

diwarnai oleh generasi tua usia antara 40-70 tahun dari berbagai latar belakang profesi mulai dari PNS, Pengusaha dan pensiunan. Mereka berjumlah selitar 80 orang, berasal dari wilayah Tangsel dan sempat bertahan 7 tahun dan 80% sempat berbaiat ke Pondok PETA Tulung Agung.

*Generasi Kedua*

Generasi ini disebut generasi pertengahan karena jamaahnya diwarnai oleh jamaah setengah tua antara usia 35-45 tahun. Jumlahnya sekitar 40 orang. Mereka berasal dari kalangan karyawan dan wiraswasta dari berbagai wilayah Jabodetabek. Dan 50 persen sudah berbait ke pondok PETA Tulung Agung.

*Generasi Ketiga :*

Generasi ini mulai masuk sekitar awal 2018-saat ini. Mereka ini disebut jamaah atau santri Milenial, karena mayoritas berusia muda antara 17-37 Tahun. jumlahnya sekitar 75 orang. Berasal dari berbagai kalangan status sosial dan lintas profesi dari wilayah jabodetabek.
Mereka berasal dari kalangan santri, para ustadz, preman,dukun, pemabok, pecandu dan pengedar narkoba, serta PNS. Mereka semua datang ke majelis dalam rangka bertaubat, bersih-bersih diri dan menata diri menuju kehidupan yg lebih baik penuh berkah serta maslahat dunia akhirat.
Intinya mereka semua bertujuan mencari jati diri untuk mengenal diri dalam rangka mengenal Allah (Ma’rifatullah)

Baca Juga :  Menyetarakan Derajat, Forwani Adakan Seminar Kebangsaan Dinamika Kepemimpinan Perempuan di Indonesia

*Agenda Program Majelis*

Program utama majelis ini adalah Dzikir dan Taklim. Hal ini karena berangkat dari Sabda Rasulullah Saw bahwa jalan utama dan tercepat menuju Allah adalah Taklim & Dzikrulllah.
Atas dasar itu Majelis ini menggelar pengajian rutin 2 kali seminggu yang dibimbing oleh KH Kholid Ar-rifa’ie As-syadzily yaitu setiap malam

*Kajian kitab Fathul Muin*
dan setiap malam Sabtu : *Kajian kitab Ieqadzul Himam syarah Al-hikam*

Kedua kitab tersebut untuk memberikan bekal ilmu syariat dan hakikat agar bisa wushul (sampai kehadapan Allah dalam keadaan selamat.

Selain itu seperti umumnya Mejelis juga sering mengadakan peringatan hari hari besar Islam, Santunan anak yatim dan juga ziarah ke makom para Wali wali Allah. Bimbingan rohani dan persiapan baiat menuju pintu gerbang syadziliyah tentu menjadi agenda utama majelis ini khususnya bagi orang-orang yang ingin menempuh jalur khusus yaitu thoriqah. Tapi hal ini tidak dipaksakan, semua diserahkan kepada masing-masing jamaah.

*Mengapa harus ber thariqah..?*

Banyak jalan menuju Allah. Ada jalan umum disebut syariat ada jalan khusus disebut thariqah Melalui jalur Thariqah ini manusia dibimbing ke jalan Allah oleh seorang mursyid yang kamil Muzammil sehingga sampai kehadapan Allah dalam keadaan selamat. Karena dalam perjalanan rohani menuju Allah banyak jalan terjal dan berliku, bahkan ada tipu daya didalamnya,sehingga dibutuhkan seorang guru pembimbing rohani yang paham tentang peta menuju akhirat. (Hasan)