Beranda Berita Terkini Saat Alih Fungsi Lahan di Tangerang Selatan Hasilkan Permukiman Rawan Banjir…

Saat Alih Fungsi Lahan di Tangerang Selatan Hasilkan Permukiman Rawan Banjir…

BERBAGI

TANGSEL, BERITATANGSEL.COM – Bila diusut, penyebab sejumlah perumahan di Kota Tangerang Selatan, Banten, rawan banjir adalah alih fungsi lahan rawa atau lahan pertanian menjadi permukiman beserta fasilitas pendukungnya.

Dilansir dari Kompas.id, peningkatan lahan permukiman di kawasan Tangerang terjadi akibat pengaruh perluasan wilayah perkotaan Jakarta.

Lahan sawah, kebun, dan rawa di Tangerang Selatan beralih menjadi permukiman. Langkah awal dimulai dengan kehadiran kawasan properti Bumi Serpong Damai yang pada 1984 mengubah hutan karet menjadi kota mandiri pertama di Indonesia.

Salah satu perumahan yang terkena imbas pengalihfungsian lahan di Tangerang Selatan adalah Pondok Payung Mas Residence di Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat.

Sepanjang Oktober 2022, perumahan ini telah mengalami kebanjiran beberapa kali, dari tinggi 35 cm hingga 1 meter.

“Di sini banyak perumahan. Jadi rawan banjir ditambah areanya cekungan,” ujar Ketua RT 002 RW 012 Kelurahan Cipayung Nico Rumate, Selasa (15/11/2022).

Sawah dan rawa
Berdasarkan keterangan Nico yang bermukim di Pondok Payung Mas Residence sejak tahun 1998, seiring waktu, lahan sawah dan rawa di kedua sisi Kali Ciputat berubah jadi perumahan.

Lebar kali saat ini bervariasi dari 3 meter hingga 5 meter. Bahkan, salah satu perumahan di dekat Pondok Mas Residence berdiri di badan kali sehingga tak bisa diturap atau dibangun.

Kondisi diperparah dengan drainase yang tak saling terhubung atau posisinya tidak tepat. Tak pelak kerap terjadi banjir saat hujan deras di hulu atau hujan lokal.

Nico sampai meninggikan fondasi warung dan rumahnya. Masing-masing 80 cm dan 50 cm. Akan tetapi, banjir masih menggenangi lantai rumahnya tatkala hujan deras.

Membangun turap
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kota Tangerang Selatan sejak Juli 2022 menyikapinya dengan membangun turap untuk penanggulangan banjir.

Baca Juga :  Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Peredaran Narkotika Golongan 1 Jenis Pil PCC

Sayangnya, proses pembangunan turap yang tak kunjung usai malah memicu kenaikan air Kali Ciputat saat hujan deras.

Imbas tersebut dirasakan oleh warga yang bermukim di Perumahan Puri Bintaro Indah, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat.

Tanggul lama sudah dirobohkan, tetapi tanggul baru belum dibangun.

Kondisi itu menjadi salah satu penyebab banjir menggenangi perumahan ini setinggi 70 cm hingga 1,5 meter pada awal Oktober 2022.

Pekerja proyek membuat tanggul dari karung berisi pasir di sekitar turap lama yang sudah dibongkar.

Pemasangan karung pasir diharapkan mampu menahan air ke perumahan warga ketika debit air meningkat

Penimbunan situ
Selain mengalih fungsi lahan pertanian jadi permukiman, sejumlah situ yang seharusnya menjadi daerah resapan dan kawasan parkir air di Tangerang Selatan, ditimbun dan dijadikan lahan permukiman.

Catatan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, jumlah situ di Tangerang Raya terus menurun selama sepuluh tahun terakhir.

Contohnya, Situ Rompong di Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, yang luasnya menurun hingga 60 persen akibat dari pendangkalan dan dikepung rumah-rumah liar.

Analisis inaRISK, portal kajian risiko bencana milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunjukkan bahwa 36 persen dari 1,3 juta warga Kota Tangerang Selatan terdampak banjir.

(G/RED)