Beranda Berita Terkini Prospek Pengembangan Usaha Tani Bunga Melati Putih

Prospek Pengembangan Usaha Tani Bunga Melati Putih

BERBAGI
Bunga Melati Putih
Bunga Melati Putih

Beritatangsel.com – Melati (Jasminum sambac) merupakan salah satu jenis tanaman florikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan baik untuk memenuhi kebutuhan pasar di domestik maupun ekspor. Di Indonesia, jenis melati yang sering dijumpai adalah jenis Melati Putih (Jasminum sambac) dan Melati Gambir (Jasminum officinale).

Potensi melati untuk usaha agribisnis cukup besar, memiliki rata-rata produksi per hektar per hari sekitar 16,2 kg dengan kisaran 5- 20 kg. Sentra melati di Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Tengah (Kab.Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang dan Purbalingga), Provinsi Jawa Timur (Kab. Bangkalan dan Pasuruan) dan Provinsi Kalimantan Selatan (Kab. Banjar).

Usaha tani bunga melati putih diperkirakan mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Untuk mengetahui prospek usahatani bunga melati putih dapat kita lihat dari ketersediaan faktor produksinya, perkembangan luas panen, produksi, produktivitas, serta perkembangan permintaan pasar, dan melalui kelayakan usahatani bunga melati putih tersebut.

Dengan peningkatan luas panen, produksi, dan produktivitas bunga melati putih juga dapat memberi gambaran bahwa usaha tani bunga melati putih sudah memiliki tempat dihati banyak petani untuk diusaha tani kan secara komersial. Namun, jika dilihat dari segi faktor produksinya bisa berupa:

1. Ketersediaan Lahan Ketersediaan lahan termasuk dalam prospek pengembangan usaha tani bunga melati putih, karena bunga melati putih ini dapat tumbuh di lahan yang kering. Kebun yang sesuai untuk mengembangkan bunga melati putih seperti kebun campuran. Kebun Campuran merupakan lahan kering yang sesuai untuk budidaya tanaman bunga melati putih. Namun jika petani hendak memperluas skala usahanya dengan menambah lahan usaha akan membutuhkan modal yang besar. Hal ini dikarenakan harga tanah di berbagai kota relatif mahal.

Baca Juga :  Porli Sebar 458 Ton Beras dan 15000 Paket Sembako Untuk Masyarakat Banten Terdampak PPKM Darurat

2. Tenaga Kerja Petani bunga melati umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, selain itu juga bisa menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga berasal dari penduduk setempat.

3. Ketersediaan Sarana Produksi

  • Bibit

Bibit bunga melati putih yang dibutuhkan tergantung dari jarak tanam yang dilakukan oleh petani. Bibit bunga melati putih dapat diperoleh dengan cara membeli langsung dari petani penjual bibit bunga yang ada di sekitar lokasi usahatani atau dengan cara menyetek batang tanaman bunga melati putih sendiri.

  • Pupuk

Pupuk yang digunakan biasanya kompos, selain itu juga bisa menggunakan pupuk anorganik seperti NPK, TSP, KCL, Urea, dan Sepirit. Kebutuhan pupuk tergantung dari luas lahan yang dimiliki masing-masing petani.

  • Obat-obatan

Obat-obatan dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko obat-obatan terdekat di sekitar lokasi usahatani atau tempat tinggal petani. Obat-obatan yang umum digunakan petani adalah pestisida dan fungisida.

4. Ketersediaan Teknologi

  • Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari pepohonan karena biasanya dilakukan secara monokultur, yaitu hanya satu jenis tanaman untuk mencegah adanya tanaman pelindung, semak belukar, dan rumput liar. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan herbisida. Untuk selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul yaitu membentuk bedengan-bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dan diberikan kompos 0,2-0,4 kg tiap lubang.

  • Penanaman

Penanaman yang paling baik adalah pada saat awal musim hujan agar memudahkan penyiraman. Bibit melati dalam polibag dikeluarkan. Tiap lubang tanam yang telah diberi kompos ditanami satu bibit melati kemudian ditutup kembali dengan tanah dan dipadatkan dengan menggunakan tangan dan cangkul.

  • Pengairan

Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang memadai. Alat bantu penyiraman yang digunakan petani adalah gembor dan melalui selang plastik dari mesin penyedot air yang diarahkan pada tiap-tiap tanaman.

  • Penyiangan
Baca Juga :  Perayaan Natal dan Tahun Baru Dijaga Ketat 40 Personil Gabungan

Pada saat berumur satu bulan setelah tanam, tanaman melati sudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma tersebut harus disiangi agar tidak mengganggu bunga melati. Cara menyiangi adalah dengan mencabut rumput semua gulma dengan tangan, cangkul, sabit, dan parang.

  • Pemupukan

Umumnya petani memupuk 3 x dalam setahun. Pupuk yang digunakan adalah kompos, NPK, TSP, KCl, Urea, dan Sepirit. Untuk kompos, NPK, TSP, KCL, dan Urea. Pemupukan dilakukan dengan cara menyebarkannya disekitar tanaman.

  • Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pemberantasan Hama dan Penyakit yang dilakukan petani umumnya 2 x dalam seminggu. Obat-obatan yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman bunga melati putih ini adalah dursban, antracol, supracide, dicofan, dan rambo. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan obatobatan yang dibutuhkan dengan menggunakan sprayer.

  • Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada akhir bulan Oktober atau bulan November, karena pada bulan tersebut terjadi penurunan produksi bunga akibat intensitas matahari yang rendah (bulan basah). Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi kadar air tanah.

  • Panen dan Pasca panen

Bunga melati putih mekar dipanen oleh petani setiap harinya dan untuk kuntum bunganya disesuaikan dengan pesanan pelanggan. Panen bunga melati dapat dilakukan sepanjang tahun sampai umur tanaman 5-10 tahun, tergantung pada pemeliharaannya. Panen bunga melati dilakukan dengan dipetik menggunakan tangan. Untuk bunga mekar penuh, biasanya digunakan plastik sebagai wadah penampungannya, ditimbang dan kemudian dijual.

Sedangkan untuk kuntum bunganya dipetik pilih sesuai dengan kuntum yang sudah layak dipetik. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati dann dimasukkan ke kantongan plastik kemudian ditimbang sesuai dengan jumlah pesanan. Bunga yang mekar penuh hanya dapat bertahan satu hari, sedangkan kuntum bunganya dapat bertahan 2-3 hari. Dengan demikian, maka luas lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan), serta teknologi cukup tersedia di daerah pertanian.

Baca Juga :  Sebanyak 1600 Anak di Kota Tangsel Telah Diimunisasi Rubella

Oleh karena itu, strategi pengembangan usaha tani bunga melati putih di masa depan harus lebih ditingkatkan, seperti mempunyai inisiatif sendiri dalam penambahan modal usahatani, memperluas jaringan pemasaran, memberikan nilai tambah/sentuhan kretivitas agar bunga tetap menarik, dan menggunakan teknologi untuk memaksimalkan fungsi bunga melati putih. Dengan demikian, diharapkan untuk para petani tidak hanya fokus dalam 1 komoditas tanaman bunga, namun bisa memilih komoditas lainnya seperti contohnya bunga melati putih.

Artikel ini ditulis oleh : Wiwin Yuliasari

Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta