Beranda Berita Photo WaliKota Tangerang Resmikan “Taman Kreatif” di Bantaran Kali anak Cisadane Kelurahan Belendung...

WaliKota Tangerang Resmikan “Taman Kreatif” di Bantaran Kali anak Cisadane Kelurahan Belendung Kecamatan Benda

BERBAGI

Kota Tangerang, Beritatangsel.com – Sungai Cisadane yang memiliki pecahan (anak sungai) terus dipercantik. Sisi kanan dan kirinya di berikan ruang terbuka hijau yang ditanami Berbagai jenis tanaman agar asri. Hal ini dilakukan karena sebagai kota penyangga Ibukota Jakarta, Kota Tangerang harus tetap berbenar agar tetap terjaga keasriannya. Terlebih lagi sebagian wilayah Kota Tangerang khususnya kecamatan Benda memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Soekarno Hatta.

Kegiatan memperindah dan mempercantik Daerah Aliaran Sungai (DAS) terus digalakan oleh Walikota. Bertempat di Jalan KH Kilin Kelurahan Belendung (Minggu, 01/03/2020), Wali Kota Tangerang H. Arif Wismansyah beserta wakilnya Bapak Syahrudin meresmikan “Taman Kreatif” yang mengambil lokasi di Bantaran kali anak Cisadane yang melintasi Keluarahan Belendung Kecamatan Benda Kota Tangerang. Taman yang berdiri sepanjang 1 Kilometer hanya menggunakan area pinggir kali yang sebelumnya sudah di turab oleh Pemkot untuk ditanami Berbagai macam tanaman dan bunga. Di samping penanaman pohon dan bunga, ada juga tempat spot foto untuk masyarakat berselfi ria sehingga menjadi tempat wisata murah meriah bagi masyarakat sekitar. Tujuan dari peresmian itu adalah untuk membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan terutama anak sungai agar tidak tercemar dan tidak mengalami pendangkalan permanen. Turut hadir dalam peresmian tersebut lurah dari 5 kelurahan yang ada di Kecamatan Benda, Ketua MUI Kecamatan Benda KH. Faturahman Yusuf, beberapa Anggota Dewan yang memilki konsituen di Batuceper, Benda dan Neglasari serta beberapa tokoh setempat.

Acara peresmian yang dihadiri oleh ribuan masyarakat 5 kelurahan, diawali dengan kegiatan berjalan kaki dari jembatan lintasan KA Bandara dan Jorr Bandara yang terletak di kelurahan Belendung. Bapak Walikota dan Wakil beserta rombongan dari dinas terkait menyusuri Taman Kreatif sepanjang 1 kilometer yang telah dibangun oleh Masyarakat yang terdiri dari 5 kelurahan, elemen organisasi kemasyarakatan seperti BPPKB, Forkabi, LPM, BKM, Dinas pendidikan serta beberapa lembaga pendidikan yang turut menata stand masing-masing. Penyambutan diiisi oleh tarian Daerah Betawi oleh salah satu lembaga pendidikan yaitu SMK Excelent Belendung dan Sanggar Palang Pintu (Beksi) kelurahan Jurumudi.

Baca Juga :  WH: "Saya akan Membangun Banten Menyaingi Jakarta"

Dalam sambutannya Bapak H. Arif Wismansyah mengatakan, “ Kalau bukan kita siapa lagi yang harus menjaga lingkungan kita. Untuk itu khususnya masyarakat Kelurahan Belendung dan Umumnya masyarakat kecamatan Benda untuk tidak membuang sampah ke aliran sungai karena bisa berdampak pada pencemaran sungai dan yang paling fatal adalah musibah kebanjiran.” Lebih lanjut Walikota menjelaskan bahwa peran serta masyarakat sangat penting dalam mengelola lingkungan. Tanpa adanya peran aktif masyarakat, upaya pemerintah tidak ada gunanya sama sekali. Karena itu harus dibangun budaya bersih lingkungan dari yang paling kecil yaitu keluarga.

Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, saat tahun 80-an, anak sungai yang melitas dari arah Sukamandi Kec. Neglasari sampai ke Rawalele Kalideres Jakarta barat masih terlihat jernih. Awalnya adalah sebagai sarana irigasi pertanian yang membentang di daerah Batuceper utara sebelum dimekarkan menjadi Kecamatan Benda dan dibangun Bandara Internasional Soekarno Hatta. Air sungai masih bisa digunakan untuk mencuci dan keperluan lainnya. Hampir setiap hari rombongan anak-anak terlihat berenang di sungai yang dulu berair jernih tanpa sampah. Problem muncul setelah jumlah penduduk makin padat, industri rumahan yang membuang limbah ke sungai dan banyak warga yang menempati tepi sungai sebagai hunian dan tempat usaha.

Pendangkalan terjadi di beberapa bagian sehingga Berulang kali diadakan penertiban berulang kali juga warga membangun hunian tidak permanen di tepi sungai. Untuk mengembalikan seperti semula rasanya mustahil karena sampai saat ini aliran surah belum pernah dinormalisasi sehingga pernah terjadi luapan karena debit air yang melebihi kapasitas sungai.

Untuk selanjutnya pemkot melalui dinas terkait harus lebih intens mengadakan pengawasan, pemeliharan anak sungai demi menjaga kondisi anak sungai agar tentap indah dan tidak dangkal. Terlebih lagi sebagai daerah resapan air untuk mencegah bencana banjir akibat banyaknya pembangunan yang terus di pacu. Analisis Amdalnya harus tetap dilakukan agar kita tidak menyesal di kemudian hari akibat pembangunan. (Dien)