Beranda Opini & Tokoh Minim Pembangunan di Desa Karehkel

Minim Pembangunan di Desa Karehkel

BERBAGI

BERITATANGSEL.COM,- (Opini) Kabupaten Bogor, Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah kurang lebih 2.664 km2. Dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan.

Sebelah utara, berbatasan dengan kabupten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Kabupaten/Kota Bekasi. Sebelah barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur. Bagian tengah, berbatsan dengan kota Bogor.

Kabupaten Bogor juga memiliki Visi “Mewujudkan Kabupaten Termaju, Nyaman dan Berkeadilan” dengan Misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat yang berkualitas
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkelanjutan
3. Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan dan berkelanjutan
4. Mewujudkan kesalehan sosial
5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik

Pada kesempatan ini, penulis mencoba menggambarkan keadaan Kabupaten Bogor khususnya di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang secara infrastruktur, pendidikan dan ekonomi.

Ada beberapa point penting yang berhasil saya rilis, yaitu kondisi keadaan lapangan dengan rencana kebijakan pemerintah Kabupaten Bogor. Baik Visi dan Misi Kabupaten Bogor itu sendiri maupun janji politik pemerintah kabupaten dan desa.

Sebelum membahas masalah. Perlu kita ketahui, tulisan ini hanya membahas keadaan Desa Karehkel saja.

1. Tidak ada tempat sampah dan pengelolanya

Sampah merupakan masalah penting di masyarakat. Apalagi yang kita hadapi adalah sampah plastik. Dampak akibat sampah plastik sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai di gunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini menjadi barang yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan kita.

Kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah antara waktu 100 hingga 500 tahun. Oleh karena itu jika sampah plastik tidak di urus dengan baik akan menimbulkan masalah. Seperti pertama, tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. Kedua, PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai dengan urutan rantai makanan. Ketiga, plastik mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah. Keempat, membuang sampah plastik ke sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan
aliran sungai yang akan menyebabkan banjir.

Baca Juga :  Ayah Kenapa Kau Rusak Aku?

Problematika masyarakat Desa Karehkel adalah masih membuang sampah sembarangan. seperti membuang sampah di belakang rumah, di bawah-bawah pohon sampai membuang sampah ke irigasi. Alasan masyarakat Karehkel melakukan itu karena tidak ada tempat sampah khusus dan pengelolanya, baik antar wilayah RT, RW dan Desa.

Dalam hal ini untuk menyikapi sampah di Desa Karehkel, jauh di katakan sesui dengan misi ke lima kabupaten Bogor yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik”

2. Masalah pendidikan

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Hal itu juga terjadi di Kabupaten Bogor khusunya Desa Karehkel. Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangun bangsa di berbagai bidang.

Masalah pendidikan di Desa Karehkel di antaranya, masih banyak sekolah yang bangunannya mulai rapuh, tidak memiliki fasilitas penunjang seperti meja belajar, buku bacaan (perpustakaan), dan perlengkapan teknologi.

3. Masalah ekonomi dan sumber daya manusia

Bogor merupakan daerah yang memiliki lahan pertanian cukup luas. Beberpa kali saya survei dengan masyarakat Desa Karehkel dan Desa Leuwiliang, pemuda setempat mayoritas menjadi imigran ke pusat kota. Masyarakat setempat kurang memanfaatkan sumber daya alam. Hal itu terjadi karena minimnya sumber daya manusia, dan kurangnya dukungan dari pemerintah pusat.

Sebagian masyarakat khususnya generasi muda bangsa yang tergeser orientasinya dengan tidak lagi tertarik menjadi petani. Selain itu juga terkait dengan tenaga penyuluh yang terbatas jumlahnya. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap intensitas penyuluhan dan pendampingan kepada petani terkait dengan beberapa perkembangan teknologi dan cara-cara update dalam peningkatan produktifitas hasil pertanian.

Pupuk termasuk sistem distribusinya, hal yang menonjol disini pupuk yang di butuhkan petani tidak tepat waktu dan tidak tepat jumlah. Dari beberapa laporan petani di Desa Karehkel, masalah pupuk tidak lancar serta harga bervariasi dan lebih cenderung mahal. Di samping itu, kadang pupuk tidak di salurkan kepada daerah, melainkan di timbun dan di alihkan guna untuk mencari keuntungan yang lebih besar dari penjualan pupuk tersebut. (Admin)

Baca Juga :  Blu-Jek Rekrut Pengojek Pangkalan

Penulis :Muhammad Fahri (Aray)
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta