Pondok Aren, BT.C-Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) Kota Tangerang Selatan menjadi masalah klasik dan berulang dari tahun ke tahun. Bosda Tahun Anggaran 2015 yang mestinya cair setiap tiga bulan sekali, hingga triwulan kedua (Januari-Juni) belum cair juga.
Ini bukan persoalan ringan karena untuk memenuhi kebutuhan rutin salah satu sumbernya dari Bosda ini, kata salah satu sumber di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tidak ingin diungkap jati dirinya, kepada Beritatangsel.com di kantornya, Senin, (15/6/2015). Meski proses belajar mengajar tetap dapat dilaksanakan tapi kondisi ini bisa mengancam kualitas hasil dari proses belajar mengajar ini, lanjutnya.
“Kecuali belanja rutin untuk gaji PNS, kebutuhan operasional sekolah sementara ini menjadi beban Kepala Sekolah masing-masing. Ini membuat kepala kami pusing tujuh keliling,” lanjut Kepala Sekolah yang lain.
Kebutuhan belanja pegawai honorer menjadi beban terberat Kepala Sekolah. Honor pegawai non-PNS yang jumlahnya tidak kecil harus terus diperhatikan. Jika persoalan honor terus membelenggu sekolah, bukan tidak mungkin persoalan ini akan merembes kepada kualitas hasil proses belajar mengajar dan prestasi sekolah, paparnya.
Persoalan klasik ini tidak harus menjadi beban Kepala Sekolah seorang, tapi harus menjadi perhatian kolektif, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, DPRD, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, pintanya.
“Kalau DPRD-nya diam saja dan tidak ada solusinya, kemana aspirasi para Kepala Sekolah harus disalurkan,” pungkasnya. (Iskandar/Bondan)
