Beranda Opini & Tokoh Kelola Sampah Jadi Berkah

Kelola Sampah Jadi Berkah

BERBAGI

009 - Kelola Sampah Jadi BerkahSampah sudah menjadi permasalahan universal dan merupakan Bom waktu, maka penanganannya harus tuntas dari hulu sampai hilir.

Pada awalnya sampah dianggap sebuah persoalan yang “ sangat sederhana “ oleh masyarakat, maka dari itu kami pilihkan alternatif  yang sangat sederhana pula untuk masyarakat agar mau dan peduli terhadap lingkungan dengan cara mengolah sampah dirumah masing-masing atau secara berkelompok melaui RT / RW sebelum berubah menjadi “ masalah besar “, namun dengan hasil serta manfaat yang “ sangat besar “ yaitu dapat memproduksi sendiri pupuk organik cair dan kompos dari rumah masing-masing.

Oleh karena dampak negatif dari sampah akan kembali lagi kepada masyarakat, maka kesadaran masyarakat dalam hal ini sangat kita butuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diatas secara tuntas.

Cara pengolahan yg kami lakukan adalah tanpa energi / motor penggerak ( tidak membutuhkan listrik dan bahan bakar ) karena lebih mengacu pada program ramah lingkungan , adapun sasaran utamanya adalah sumber penghasil sampah terbesar yaitu rumah tangga ( masyarakat ).

Sampah dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, dimana 2 jenisnya masih dapat dikelola sesuai manfaatnya. Ketiga jenis sampah tersebut ialah sampah organik yang dapat digunakan untuk pupuk organik, sampah non organic yg masih dapat didaur ulang dan sampah kategori B3.

A. Sampah Bahan Humus dan Pupuk Organik Cair

Sisa – sisa :

Ø  Sayuran 

 bayam, sawi, kol, wortel, bawang, daun singkong dananeka daun.

Ø  Kulit buah

manggis, nanas, pisang, jeruk, kelengkeng, semangka, mangga, melon, pepaya, durian, jengkol, petai,  padi, dll.

Manfaat :

Ø  Kompos / Humus

sebagai pupuk dan media tanam.

Ø  Pupuk cair organic 

sebagai pupuk tanaman segala jenis,baik tanaman hias, sayur-mayur dan  tanaman buah.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memasukkan bahan pupuk organik ialah ada beberapa bahan yang tidak dapat dijadikan sebagai bahan pupuk karena terlalu lama proses pembusukannya dan perlu dihindari. Bahan-bahan yang dimaksud adalah :

·    Pengikat sayuran dari bahan tali plastik dan karet.

·    Ranting / dahan berkayu keras.

·    Plastik bungkus bumbu mie, bumbu penyedap, ataupun plastik  lainnya. 

B. Sampah Daur Ulang

Ø Bahan kertas

kardus, koran, buku, kertas tulis dan potongan kertas.

Ø Bahan plastik

bak, ember, gelas, botol, mainan anak, tempat pensil, galon, baskom, mangkok, sendok, paralon dan bando.

Ø Bahan besi aluminium

pipa, paralon, besi batang, baut, busi, dop, kabel, panci,  penggorengan, codet, kawat,  seng dan teralis.

Ø Minyak

minyak jelantah dan oli.

Ø Bahan karet 

karet gelang, karpet, kalep, tali jam, ban, pentil  dan kondom.

Ø Sampah keterampilan kreatif

botol yakult, bungkus sabun cuci, botol pemutih, galon retak,   kondom.

Baca Juga :  Minim Pembangunan di Desa Karehkel

Ø Bahan makan

nasi, dijadikan kerupuk renyah,  tanpa borak / bahan pengawet.

  

C. Sampah B3

Sampah yang sulit untuk dimanfaatkan kembali atau yang masih belum mampu untuk diolah kembali menjadi hal yang berguna :

  •  Batu batteray bekas.

Tempat Sampah Organik

RUANG PUPUK, SELANG KONTROL, ORGANIK CAIR

Tempat sampah organik merupakan tempat yang digunakan untuk menampung sampah. Bahan pembuatnya 95 % dari plastik untuk menghindari proses pengkaratan dan memiliki daya tahan pakai yang kuat.

Tempat sampah organik digunakan untuk mengelola sampah organik. Tempat sampah ini memiliki dua sisi yang dipisahkan oleh sekat di dalamnya yang berfungsi untuk memisahkan sampah padat dengan pupuk cair organik. Ketika cairan sampah menetes ke ruang bawah, aroma sampah akan terbuang melalui lubang ventilasi secara bertahap yang ada di seputar sisi bawah.

Fermentasi sampah di dalam ruang tidak menimbulkan bau menyengat bila dibantu dengan HCS ( bioaktivator untuk mengurai sampah ). Hal ini disebabkan oleh terjadinya percepatan pembusukan atau penguraian sampah yang lebih cepat daripada penguraian oleh binatang lain atau jamur.

Tempat sampah organik diisi sampah setiap hari dapat menampung jumlah sampah rumah tangga dalam keadaan umum sebagai berikut :

 

Ukuran

Kapasitas

Tempo Pemakaian

A.

Mini

25 Lt

2 bulan

B.

Small  ( S )

30 – 35 Lt

4 bulan

C.

Medium  (M)

60 Lt

6 bulan

D.

Large  (L)

120 Lt

10 bulan

 

Ukuran L atau XL (Kapasitas 150 Lt) dapat digunakan untuk lingkungan sekolah, restoran skala menengah dan dapur umum. Bila diperlukan dapat dibuat composter skala besar dalam bentuk permanen yang dapat menampung sampah skala menengah.

 

 Cara Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk

 

A.        Bahan Pupuk Organik

  1. Aneka bahan sisa sayuran, seperti :

–     Kangkung

–       Kulit Bawang

 

–     Kol

–       Bayam

 

–     Sawi

–       Daun Singkong

 

–     Wortel

–       Dan lain-lain

 

 

  1. Aneka Kulit buah, seperti :

–         Kulit Semangka

–          Kulit Jeruk

–          Kulit Nanas

–         Kulit Nangka Matang

–          Kulit Durian

–          Kulit Buah Naga

–         Kulit Pepaya

–          Kulit Manggis

–          Kulit Melon

–         Kulit Pisang

–          Kulit Petai

–          Kulit Kelengkeng

–         Kulit Sawo

–          Kulit Duku

–          Dan Sejenisnya

 

  1. Aneka daun taman, pekarangan, seperti :

–     Daun Sri Rejeki dan sejenisnya, daun mangga dan sejenisnya

–     Batang dan daun sirih, hiasan dekorasi sehabis pesta (dipotong)

 

 

  1.   Dalam memproduksi, akan lebih bagus bila ditambah dg kotoran ternak piaraan.

B.     Cara Penggunaan Composter

1. Bukalah tutup composter, masukkan sampah pilahan (organik) ke dalam 

Baca Juga :  Lurah Pondok Kacang Timur Murtado. Hadiri 'Rembug Warga' Perumahan Pondok Kacang Prima

     composter. (keadaan sampah boleh utuh atau terpotong)

2. Semprotkan HCS bioaktivator

3. Tambahkan sampah organic setiap saat ke dalam composter.

4. Kondisikan tutup composter selalu dalam keadaan tertutup rapat.

5. Perhatikan selang pengeluaran cairan pupuk organik, bila telah tampak dalam

    selang, dapat dituangkan untuk dapat digunakan  sebagai pupuk tanaman 

     anda.

C.   Cara Penggunaan Cairan HCS bioaktivator

1.  Siapkan sprayer ukuran 1 liter.

2.  Masukan HCS 10 ml ke dalam sprayer dan isi air hingga penuh.

3.  Semprotkan air tersebut ke dalam tong (composter) hingga basah bagian

      atas sampah setiap satu minggu sekali.

4.  Simpan selalu sprayer ditempat yang sejuk. 

D.    Cara Penggunaan Pupuk cair Organik 

 1.  Tiap 5 ml pupuk cair organik dicampur dengan 1 liter air (1 : 200).

 2.  Siram atau semprotkan pada tanaman yang dimaksud.

 3.  Pemupukan dapat dilakukan setiap minggu sekali.

E.    Manfaat Pupuk Cair Organik 

Pupuk cair organik bermanfaat bagi tanaman sebagai :

–  Penyuburan tumbuhnya daun.

 –  Warna daun tampak lebih hijau dan ranum, menghilangkan warna

   daun kekuningan.

–  Merangsang pertumbuhan bunga pada tanaman.

–  Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur dan berkehidupan.

–  Memungkinkan hidupnya cacing tanah pada tanah, pot yang menggunakan

   pupuk cair organik.

F.     Pupuk padat atau Kompos di dalam Composter 

Apabila composter telah jenuh, tak lagi menyusut media sampah dalam

composter yang perlu dilakukan adalah :  

 –   Tekan sampah dalam composter menggunakan kayu atau sejenisnya.

 –   Semprotkan HCS pada bagian atas hingga basah.

 –   Tutup composter rapat-rapat selama 3 atau 4 minggu.

 –    Apabila pupuk cair organik tetap terhasilkan, gunakan untuk  pupuk.

 –    Setelah 3 atau 4 minggu, keluarkan pupuk padat dalam  composter.

 –    Gunakan pupuk padat untuk pupuk tanaman atau utuk media     tanam.

 –    Gunakan kembali composter dari awal kembali.

 

            Sampah membawa berkah, bila sampah dikenali, dipilah dan diperlakukan sesuai dengan fungsinya maka Sampah tidak menjadi masalah, kalau ditangani melalui kegiatan peduli lingkungan yang dimulai dari rumah tangga kita masing masing.

Hasil Pengolahan Pupuk Organik

Pengolahan sampah organik akan menghasilkan banyak hal di antaranya sebagai berikut :

a.   Pupuk cair organik

b.   Pupuk hijau atau humus

c.    Keindahan lingkungan

d.    Peningkatan ekonomi pemakainya

 

Pupuk cair organik adalah cairan hasil pembusukan sampah yang pada umumnya berwarna hitam. Dari cara pengolahan sistem ini, cairan organik tidak akan menimbulkan bau atau aroma yang menyengat. Hasil kedua dari pengolahan ini adalah pupuk hijau atau humus, yaitu media berupa hasil pembusukan sampah organik dalam bentuk padat, berwarna hitam dan tidak menimbulkan aroma menyengat. Setiap orang yang melakukan pengolahan sampah dengan cara yang baik akan menciptakan kebersihan lingkungan. Penggunaan pupuk cair ataupun humus akan mendukung lingkungan asri, hijau dan segar. Penyediaan pupuk dengan cara ini akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan pupuk di masyarakat dilakukan secara swadaya dan tidak tergantung pada produk industri. Hal ini dikarenakan pelaku cinta lingkungan telah mampu menciptakan industri rumah tangga sendiri dan mandiri.

Baca Juga :  Aki Dahlan, Sosok Lurah yang Amanah

Manfaat dan Cara Penggunaan Pupuk Organik 

A.    Pupuk Cair Organik

Cairan berwarna hitam yang berasal dari pembusukan sampah organik ini dapat

dimanfaatkan sebagai pupuk untuk berbagai tanaman, seperti tanaman hias,

tanaman sayur mayur maupun tanaman keras lainnya.

Cairan organik ini berguna sebagai penyubur daun maupun merangsang

tanaman untuk berbunga dan berbuah lebat. Hal ini disebabkan oleh kandungan

hara yang terdapat di dalamnya, seperti halnya yang disediakan oleh alam.

Cara Penggunaan Pupuk Cair Organik

 1. Tuangkan +  20 ml pupuk organic cair, campurkan dengan 4 lt air

 2. Siramkan air tersebut pada tanaman yang diinginkan sesuai kebutuhan.

 3. Perhatikan pertumbuhan tanaman dari hasil pemupukan organik.

 B.   Pupuk Padat Organik /  Humus

Dapat digunakan untuk pupuk atau sebagai media tanam.

Caranya :

 ·   Apabila tong sampah telah penuh, tidak lagi sampah menyusut, maka

      semprotkan cairan HCS secukupnya.

 ·   Tutuplah tong selama 3 minggu tanpa dibuka.

 ·    Bila cairan organik telah ada, media di dalam tong tetap harus diambil

     menggunakan sendok semen.

 ·    Media dapat digunakan sesuai keperluan tanaman anda.

 ·   Tong yang telah kosong dapat digunakan kembali sebagai pengolah sampah

    rumah tangga.

  1. Mencegah Adanya Belatung dalam Composter :
    Semprot cairan HCS Bio Composter ± 5 – 7 hari  sekali. Kondisika keadaan permukaan sampah dalam keadaan kering, dengan menekan sampah agar air meresap habis ke bawah. Taburkan kulit padi / serbuk gergaji / pupuk kompos jadi pada permukaan atas. Tutup rapat setelah menambah sampah ke dalam Composter.
  2.  Atasi Belatung dalam Composter :
    Kondisikan permukaan sampah dalam Composter dalam keadaan kering. Olesi  bibir Composter dengan deterjen.Tabur serbuk gergaji / pupuk kompos / kulit   padi ke permukaan sampah. 
  3. Tutup rapat Composter. Antisipasi Belatung dalam Composter
    Langkah  Pengolahan Sampah dengan Composter :
  1. Pilah sampah organic
  2. Masukkan sampah organik ke dalam Composter
  3. Semprot dengan HCS Bioactivator
  4. Tutup composter dengan rapat
  5. Panen pupuk cair bila sudah penuh
  6. Tampung pupuk cair sebelum digunakan
  7. Pupuk cair siap digunakan
  8. Ambil 200 ml pupuk cair
  9. Campurkan dengan 5-10 liter air
  10.  iramkan / semprot pada tanaman anda
  11.  Hasilnya tanaman hijau dan subur
  12. Pupuk cair dikemas untuk dijual