Beranda Opini & Tokoh Karehkel Kabupaten Bogor Jadi Sorotan Desa Tertingga

Karehkel Kabupaten Bogor Jadi Sorotan Desa Tertingga

BERBAGI

Bogor, BERITATANGSEL.COM,- Pada kesempatan ini, saya akan menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat di desa Karehkel, Leuwiliang Kabupaten Bogor, secara umum dibidang pembangunan infrastruktur, pendidikan dan ekonomi. Berdasarkan hasil investigasi penulis, ada beberapa point penting yang akan saya bahas. Namun yang perlu digaris bawahi bahwa, tulisan ini hanya membahas kondisi umum desa Karehkel saja.

Pertama, pengelolaan sampah di desa Karehkel buruk dan minim tempat sampah. Menjadi hal penting di masyarakat. Apalagi yang kita hadapi adalah sampah plastik. Dampak akibat sampah plastik sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai di gunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini menjadi barang yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan kita.

Kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah antara waktu 100 hingga 500 tahun. Oleh karena itu jika sampah plastik tidak di urus dengan baik akan menimbilkan masalah. Seperti, tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai dengan urutan rantai makanan.

Plastik mengganggu jalur air yang tersesap ke dalam tanah. Keempat, membuang sampah plastik ke sungan akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan
aliran sungai yang akan menyebabkan banjir. Problematika masyarakat desa Karehkel adalah masih membuang sampah sembarangan.

Membuang sampah di belakang rumah, di bawah-bawah pohon sampai membuang sampah ke irigasi. Alasan masyarakat Karehkel melakukan itu karena tidak ada tempat sampah khusus dan pengelolanya, baik antar wilayah RT, RW dan Desa. Dalam hal ini untuk menyikapi sampah di Desa Karehkel, jauh di katakan sesui dengan misi ke lima kabupaten Bogor yakni ‘mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik’

Baca Juga :  Layakkah Kota Tangsel Sebagai KLA?

Kedua, soal pendidikan yang masih menjadi masalah. Rendahnya mutu pendidikan menghambat penyediaan sumber daya manusia di desa Karehkel. Berdasarkan hasil penelusuran penulis di lapangan, di desa Karehkel sendiri, masih banyak penduduknya yang tidak sekolah serta fasilitas sekolah yang tidak layak. Seperti tidak adanya penunjang belajar yang mumpuni, misalnya meja belajar, buku bacaan perpustakaan, dan perlengkapan teknologi.

Ketiga, soal Sumber Daya Manusia dan Ekonomi. Sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian cukup luas, beberpa kali saya survei dengan masyarakat desa Karehkel dan desa Leuwiliang, pemuda setempah mayoritas menjadi imigran ke pusat kota. Masyarakat setempat kurang memanfaatkan sumber daya alam.

Hal itu terjadi karena minimnya sumber daya manusia, dan kurangnya dukungan dari pemerintah pusat. Sebagian masyarakat khususnya generasi muda bangsa yang tergeser orientasinya dengan tidak lagi tertarik menjadi petani. Selain itu juga terkait dengan tenaga penyuluh yang terbatas jumlahnya.

Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap intensitas penyuluhan dan pendampingan kepada petani terkait dengan beberapa perkembangan teknologi dan cara-cara update dalam peningkatan produktifitas hasil pertanian. Pupuk termasuk sistem distribusinya, hal yang menonjol disini pupuk yang di butuhkan petani tidak tepat waktu dan tidak tepat jumlah.

Dari beberapa laporan petani di Desa Karehkel, masalah pupuk tidak lancar serta harga bervariasi dan lebih cenderung mahal. Di samping itu, kadang pupuk tidak di salurkan kepada daerah, melainkan di timbun dan di alihkan guna untuk mencari keuntungan yang lebih besar dari penjualan pupuk tersebut.

Muhammad Fahri
Peserta KKN UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Tahun Angkatan 2019