Beranda Berita Photo Perjalanan Panjang Menuju Peresmian Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Pertengahan Agustus 2023

Perjalanan Panjang Menuju Peresmian Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Pertengahan Agustus 2023

BERBAGI

Beritatangsel.com — Melalui artikel media elektronik maupun media sosial terutama youtube sering kita jumpai video yang diunggah mengenai persiapan peresmian operasional KCJB yang dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesai Cina (KCIC).

Uji coba kereta cepat yang didatangkan dari China hilir mudik melalui jalur yang sudah siap sembari mengetes kesiapan segalanya sehingga pertengahan Agustus 2023 acara peresmian berjalan baik.

Hal ini merupakan kebanggaan buat kita sebagai anak bangsa memiliki teknologi terkini terlebih peresmian KCJB rencananya 18 Agustus 2023 (Kartika Wijoatmodjo, Wamen BUMN) dibarengi 1 hari setelah perayaan Kemerdekaan RI 17 Agustus 2023 dan merupakan kado terindah buat bangsa Indonesia.

Namun jauh sebelum itu rencana peresmian beberapa kali tertunda, terakhir dijadwalkan pada saat sela-sela kegiatan KTT G20 November 2022 oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinpeng (iNews.id Maret 2022) namun hal tersebut gagal.

KCJB yang diinisiasi sejak 2015 rencananya kereta dengan 8 gerbang, 601 penumpang 3 kelas (VIP 18, First Class 28, Secound Class 555 penumpang) akan melalui 5 stasiun (Halim, Karawang, Walini, Padalarang, Tegalluar) namun belakangan stasiun Walini tidak jadi sehingga hanya 4 stasiun saja.

Terupdate stasiun Karawang juga tidak bisa difungsikan mengingat belum ada akses dari jalan raya maupun jalan tol, hal yang sangat kurang diperhatikan dalam perencanaan bahkan terkesan ngawur, tutur dosen yang juga ahli dalam perencanaan wilayah.

Jarak masing masing stasiun berfariasi; Halim – Karawang 41,166 KM, Karawang – Padalarang 55,53 KM (Halim – Padalarang langsung menjadi 96,696 KM)  dan Padalarang Tegalluar 45,584 KM dengan total jarak tempuh 142,3 KM dan kecepatan rata-ta 350 KM/jam diperkirakan akan memakan waktu 36 – 45 menit.

Baca Juga :  Kecam Kekerasan Terhadap Wartawan, Forwat Gelar Aksi Solidaritas

Tentunya bila ada stasiun Walini dan Karawang waktu tempuh akan bertambah dan biaya membangun stasiun maupun membuat akses jalan akan besar pula. Bila mengutip pernyataan mantan Menteri Pehubungan Ign Jonan (Kompas, 15 September 2015) ada benarnya apabila kereta cepat Jakarta Bandung tidak cocok mengingat hanya berjarak 150 KM dengan 5 stasiun. Dengan kalkulasi hanya 4 stasiun artinya terdapat 3 interval waktu berhenti distasiun, asumsi 2 menit setiap stasiun artinya sudah 6 menit.

Berapa waktu yang dibutuhkan akselerasi dari 0 KM/ Jam hingga mencapai 350KM/ jam dan berapa waktu yang dibutuhkan saat akan berhenti distasiun tujuan dari 350 KM/ Jam hingga 0 KM/ Jam.

Akan jauh lebih ideal bila hanya stasiun Halim bisa langsung sampai Padalarang atau benar-benar bisa sampai Bandung. Mengingat KCJB yang akan melanjutkan ke Bandung harus  berhenti di stasiun Padalarang dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan KRD (KA feeder).

Tentunya hal ini akan menambah waktu tempuh 20 menit dan juga membutuhkan waktu transit yang bisa meyebabkan penumpang menjadi tidak nyaman. Alih-alih kereta cepat Jakarta Bandung namun kenyataannya malah harus melakukan transit dan berganti dengan KA feeder sebelum sampai di stasiun Bandung.

Bila melihat begitu rumitnya orang ingin menggunakan jasa KJCB sampai Bandung malahan bisa-bisa moda transoprtasi Argo Parahyangan akan tetap menjadi favorit penumpang yang sudah terbiasa menggunakannya.

Sedari awal KCIC yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tendernya dimenangkan oleh Pemerintah Cina (China Railway Engineering Corporation) pada 2015 dengan nilai kontrak US$ 5,13 millar (Rp 76,95 triliun) secara B to B model BOT (Bulid Operated Transfer) dan masa konsesi 50 tahun tanpa menggunakan APBN akan selesai pada 2019 memang menuai banyak sekali polemik dan masalah.

Baca Juga :  Deklarasi Pedagang Tanaman Hias Tangsel Siap Menangkan Hj. Azizah - Ruhamaben

Kepemiliikan saham PT KCIC adalah 60% pemerintah Indonesia (Konsorsium BUMN: PT KAI, PT WIKA, PT JM, PTPN VII) dan 40% pemerintah Cina (China Railway Engineering Corporation) yang mengerjakan proyek KCJB beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya; perubahan biaya pekerjaan menjadi US$ 7,5 milliar (Rp 112,5 triliun) pada September 2022, perubahan masa konsesi menjadi 80 tahun, menggunakan jaminan APBN dalam pembiayaannya serta molornya masa pekerjaan hingga 4 tahun.

Hal ini belum termasuk externalitas pekerjaan KCJB yang berlangsung selama 8 tahun termasuk apakah proyek ini multiplier effect secara efektif bagi perekonomian masyarakat sekitar.

Tentunya kita semua berharap dan berdoa pemerintah bisa menyelesaikannya dengan baik dan bijak proyek yang sudah berjalan 8 tahun ini, pengguna moda KCJB merasa aman dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan oleh manajemen KCJB dalam pengoperasiannya.

Mengingat tahun ini adalah tahun politik dan awal tahun depan sudah ada pergantian kepemimpinan nasional, akan terasa indah bila pergantian berjalan dengan baik dan aman sehingga tidak membebani pemerintahan yang baru dan rakyat tetap sejahtera.

Artikel : Pudji Widjanarko (Dosen Arsitektur ITB Ahmad Dahlan Jakarta)