Beranda Berita Photo Ratusan Buruh di Kota Tangsel Terancam Kena PHK

Ratusan Buruh di Kota Tangsel Terancam Kena PHK

BERBAGI
Ratusan Buruh

Serpong, Beritatangsel.com – Ratusan buruh di Kota Tangsel terancam kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ini seiring dengan tutupnya perusahaan elektronik dan otomotif. Namun di kota hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini kondisinya dinilai tak separah daerah lainnya.

Dari data Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tangsel ada sekitar 800 buruh menjadi korban PHK di industri elektronik dan komponen motor atau mobil sepanjang 2016. “Kota Tangsel ada pabrik manufaktur otomotif. Karyawannya sekitar 800 buruh,” kata ketua SPSI Kota Tangsel, Nurohmah.

Sedangkan potensi PHK dari perusahaan bergerak di bidang elektronik belum bisa diprediksi SPSI. Soalnya, wilayah Kota Tangsel tidak ada perusahaan elektronik yang menjadi rekanan Sony maupun Toshiba. “PT Torindo di Pergudangan Taman Tekno, Kecamatan Setu merupakan manufaktur otomotif,” ujar Nurohmah.

Menurutnya, kondisi ekonomi yang melemah menyebabkan perusahaan tutup. “Di tahun lalu tercatat 300-an buruh yang terkena PHK,” terangnya.

Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tangsel, Suyatman Ahmad mengaku di Tangsel hanya ada gerai Ford. Tidak ada pabrikan. Namun, berimbas pada buruh yang terancam terkena PHK. “Saat ini masih menunggu keputusan dari Kementerian Tenaga Kerja terkait sengketa pekerjanya,” ungkapnya.

Lanjut Suyatman, setiap harinya Dinsosnakertrans mencatat 3.005 laporan sengketa buruh. Dari 3.005, ada 200 yang sudah Di-PHK dari beberapa perusahan yang ada di Tangsel. “Sejak Januari hingga saat ini sudah 200 karyawan yang kena PHK,” katanya.

Untuk itu, langkah yang diambil Dinsosnakertrans bagi korban PHK ini akan meningkatkan kompetensi karyawan dan job fair. “Kita akan meningkatkan kompetensi karyawan yang ada di Tangsel dan untuk menghindari jumlah pengangguran dari PHK perusahan maka, Dinsosnakertrans menggelar job fair, sehingga mereka bekerja kembali,”ujarnya.

Baca Juga :  Penghargaan Adiwiyata SDN 01 Muncul Bukti Bisa Bersaing Dengan Sekolah Lain

Terkait, penutupan PT Torindo, Dinsosnakertrans mengkalim para karyawan tersebut hanya ada yang pensiun. “Sekarang masih tahap penyelesaian mediasi yang dilakukan perusahan dengan karyawan,” beber Suyatman.

Sementara, Kepala Dinsosnakertrans Kota Tangsel, Purnama Wijaya mengatakan PHK itu bukan hanya dikarenakan bangkrutnya perusahaan tapi, juga disebabkan karena banyak faktor, misalkan persoalan dalam menjalankan tugas, dampak juga karena krisis dan lain-lain.

“Memang benar bahwa terjadi PHK besar-besaran dibanyak daerah, termasuk Tangsel. Namun Tangsel sendiri masih terbilang aman belum khawatir seperti Kabupaten dan Kota Tangerang,” katanya.

Ia memprediksi di gelombang PHK di Kota Tangsel akan berjalan kondusif dan tidak mengalami lonjakan besar. “Kami terus melakukan komunikasi dengan serikat pekerja juga pelaku usaha agar tetap berjalan seiring sehingga tetap kondusif,” paparnya.

Ketua Dewan Penasehat Cabang (DPC) Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992, Agus Karyanto menyatakan jumlah PHK di Kota Tangsel jauh lebih lebih sedikit ketimbang dari kabupaten ataupun Kota Tangerang. Tentunya ini menandakan bahwa perusahaan di Tangsel masih berjalan aman.

“Meski kami tidak memiliki data lengkap namun jumlahnya masih sedikit jika dibandingakan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Mereka jumlahnya jauh lebih banyak,” paparnya.

Ia berharap kepada pemerintah supaya kebijakan yang dibuat lebih pro rakyat. Bukan hanya kepada perusahaan dengan mempersulit para buruh. Tentunya tuntutan buruh selama ini diharapkan dapat didengarkan oleh pemerintah.

“Hapus tenaga outsourcing yang selama ini menghantui, berikan kebijakan yang mendukung kepada para buruh. Lindungi pekerja lokal di saat nanti pekerja asing akan semakin banyak datang ke Indonesia,” bebernya

Sumber : Tangsel Pos