Beranda Berita Terkini Demo Besar-besaran, Malaysia Blokir Situs Oposisi

Demo Besar-besaran, Malaysia Blokir Situs Oposisi

BERBAGI
Demonstrasi-di-Kualaumpur-Malaysia
Demonstrasi-di-Kualaumpur-Malaysia
Demonstrasi-di-Kualaumpur-Malaysia
Demonstrasi-di-Kualaumpur-Malaysia

BT.COM – Jelang pelaksanaan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Najib Razak dari jabatannya, Pemerintah Malaysia tampaknya mulai khawatir. Situs milik Bersih, organisasi oposisi yang selalu kritis terhadap pemerintah Negeri Jiran itu pun diblokir mulai hari ini, Jumat 28 Agustus 2015 .

Padahal, beberapa hari sebelumnya Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Salleh Said Keruak mengatakan tidak akan melakukan pemblokiran terhadap situs-situs serta rute yang akan dilalui para demonstran. Tetapi, belakangan keputusan itu diubah dengan alasan stabilitas nasional.

“Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) ingin mengingatkan kepada semua orang agar berhati-hati dengan tersebarnya berbagai informasi di media sosial dan situs-situs, khususnya informasi yang bertentangan dengan hukum Malaysia,” ujar Salleh.

Sementara itu, Deputi Menteri Dalam Negeri Nur Jazlan Mohamed mengingatkan agar warga Malaysia tidak melibatkan diri dalam demonstrasi tersebut. Dia menyatakan aksi yang akan berlangsung pada hari Sabtu 29 Agustus besok merupakan aksi ilegal.

“Provokasi semacam itu nantinya hanya menyalahkan polisi jika harus mengambil langkah kekerasan untuk menghalau massa dan secara cepat akan meningkatkan kebencian terhadap pemerintah,” kata dia.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Angkatan Bersenjata Zulkiefi Mohd Zein mengatakan pihaknya belum menyiagakan sejumlah personil untuk mengintervensi jalannya aksi demonstrasi. Tetapi, dia mengatakan angkatan bersenjata akan bergerak cepat sesaat setelah pemerintah mengumumkan negara dalam keadaan darurat.

“Angkatan bersenjata akan bergerak menghalau demonstrasi jika pemerintah mengumumkan negara dalam keadaan darurat. Jika situasi dikategorikan ancaman terhadap ketertiban umum, kami akan mengambil alih kewenangan polisi dalam mengendalikan situasi,” kata dia.

Menanggapi hal ini, Ketua Bersih, Maria Chin Abdullah, mengecam langkah pemblokiran tersebut. Secara tegas, dia mengancam akan menuntut pemerintah.

Baca Juga :  Sejumlah Jalan di Kota Tangerang Selatan Tergenang Air

“Kami akan menuntut mereka jika tidak segera mencabut pemblokiran tersebut. Ini benar-benar memangkas hak rakyat untuk mendapatkan informasi. Mereka tidak punya hak memblokir situs tersebut,” kata Maria.

Aksi demonstrasi yang akan berlangsung selama dua hari besok merupakan aksi keempat yang dilakukan Bersih. Mereka mampu menggalang massa cukup besar sehingga pemerintah Malaysia khawatir aksi tersebut dapat mengganggu jalannya pemerintahan.

Seperti diberitakan, PM Najib Razal diduga menjalankan praktik korupsi melalui lembaga investasi yang didirikannya, 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Lembaga ini merugi dan berutang hingga miliaran ringgit.

Namun dalam sebuah laporan, terdapat aliran dana sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 9,4 triliun masuk ke rekening pribadi Najib melalui 1MDB.

Skandal 1MDB lalu masuk dalam proses penyidikan yang dilakukan oleh tim gabungan kepolisian, komisi pemberantasan korupsi Malaysia, serta Kejaksaan Agung Malaysia. Tim ini bekerja di bawah pimpinan Jaksa Agung Tan Sri Abdul Gani Patail.

Saat penyidikan tengah berjalan, pada Selasa, 28 Juli 2015, PM Najib mengumumkan perombakan kabinet. Publik terkejut dengan perombakan tersebut, lantaran Patail dicopot dari jabatannya sebagai Jaksa Agung.

Tidak hanya Patail, Muhyiddin Yassin juga dicopot dari jabatan Wakil Perdana Menteri. Muhyiddin merupakan sosok yang dikenal kritis terhadap pemerintahan Najib dan kerap berseberangan dengan sang Perdana Menteri terutama setelah skandal 1MDB mencuat.

Selain itu, Najib juga merotasi empat anggota tim penyidikan kasus skandal 1MDB masuk ke dalam kabinet. Kebijakan tersebut kemudian menuai polemik dan banyak yang menilai langkah itu sebagai bentuk intervensi PM Najib agar kasusnya tidak terbongkar.