Beritatangsel.com — Hidup bukan hanya tentang apa yang menimpa kita, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk meresponsnya. Hipertensi bukanlah takdir yang harus diterima begitu saja. Ia adalah panggilan untuk bangkit, untuk hidup lebih sadar, dan memilih hidup yang lebih sehat.
Di bulan Mei ini, dua momen penting memberi kita refleksi mendalam. Hari Hipertensi Sedunia (17 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei). Meskipun berasal dari ranah yang berbeda, keduanya menawarkan pesan yang sama, kita punya pilihan untuk bangkit dari penyakit, dari kelalaian, dan dari ketidaktahuan.
Dua Peringatan, Satu Arah: Kesadaran dan Perubahan
Hari Hipertensi Sedunia hadir untuk mengingatkan dunia akan bahaya “silent killer” yang bisa menyerang siapa saja. Hipertensi seringkali tak bergejala, namun menjadi penyebab utama penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Di Indonesia, 1 dari 3 orang dewasa hidup dengan tekanan darah tinggi, namun banyak yang tidak menyadari kondisinya. Tanpa kontrol yang baik, hipertensi bisa menghancurkan kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
Di sisi lain, Hari Kebangkitan Nasional adalah penanda sejarah ketika bangsa Indonesia—dulu terpecah-pecah dalam kesukuan—memilih untuk bersatu melawan penjajahan. Kebangkitan bukan sekadar peristiwa, melainkan kesadaran kolektif untuk berubah, untuk mengambil alih masa depan bangsa dengan kekuatan bersama.
Lalu, apa hubungan antara keduanya?
Sangat erat. Karena bangsa yang ingin bangkit, harus dimulai dari rakyat yang sehat. Jika dulu penjajahan datang dari luar, hari ini “penjajah” itu bisa berupa gaya hidup yang buruk: makanan tinggi garam, kurang olahraga, stres berlebihan, dan enggan memeriksa kesehatan secara rutin. Padahal semua itu menyuburkan hipertensi. Maka, saatnya kita memilih: terus dikuasai atau mulai melawan?
Program Nasional: Bangkit Lawan Hipertensi!
Untuk menyatukan makna dua hari monumental ini, kita bisa meluncurkan sebuah gerakan kebangsaan berbasis kesehatan masyakarat bernama: “Bangkit Lawan Hipertensi!”. Program ini bukan sekadar slogan dan bentuk peringatan seremonial, namun menjadi gerakan nyata dari individu, komunitas, hingga pemerintah, untuk mengambil pilihan sadar: mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan hipertensi. Program ini juga menjadi satu bentuk realisasi dari tema Peringatan Hari Hipertensi Sedunia, yaitu: “Measure Your Blood Pressure Accurately, Control It, Live Longer!”
1. Kampanye Edukasi “Cek, Kendali, Lawan!”
Dilaksanakan serentak tanggal 17–20 Mei di berbagai sekolah, kantor, masjid, dan media digital. Pesannya jelas: 1) Hipertensi bisa dicegah, 2) Hipertensi bisa dikendalikan, dan 3) Cek tekanan darah adalah langkah pertama menuju kebangkitan kesehatan.
2. Gerakan 1 Juta Cek Tekanan Darah
Gerakan nasional yang menargetkan 1 juta masyarakat memeriksa tekanan darahnya secara gratis di posbindu, puskesmas, sekolah, dan ruang publik. Data ini akan menjadi dasar perencanaan intervensi local dan nasional.
3. Deklarasi Zona Sehat di Institusi
Setiap sekolah, pesantren, dan kantor pemerintahan mendeklarasikan diri sebagai Zona Sehat Tanpa Hipertensi melalui kebijakan: 1) Konsumsi rendah garam, 2) Wajib gerak minimal 10 menit per hari, 3) Rutin cek kesehatan pegawai/santri/siswa, 4) Pembentukan duta kesehatan muda.
4. Festival Bangkit Sehat Indonesia
Diselenggarakan pada puncak tanggal 20 Mei. Kegiatan: senam massal, jalan sehat keluarga, demo masak sehat, talkshow dokter, dan panggung budaya kebangsaan. Masyarakat diajak merayakan semangat hidup sehat dengan penuh suka cita dan kebersamaan.
5. Digital Challenge: #BangkitLawanHipertensi
Masyarakat diminta membagikan cerita perjuangan mereka: dari mengubah pola makan, berhenti merokok, hingga sukses menurunkan tekanan darah. Cerita-cerita ini akan membangkitkan inspirasi publik. Pemenang dipilih sebagai Pejuang Sehat Nasional.
Pilihan Ada di Tangan Kita
Kita hidup di zaman ketika informasi begitu mudah diakses, teknologi kesehatan semakin canggih, dan peluang untuk berubah terbuka lebar. Tapi tetap saja, tidak ada yang bisa menggantikan kekuatan sebuah pilihan sadar. Memeriksa tekanan darah, menjaga pola makan, dan hidup aktif adalah bentuk nyata kita memilih untuk bangkit.
Bangsa Indonesia pernah membuktikan bahwa kesadaran kolektif bisa menjadi kekuatan perubahan. Mari warisi semangat tersebut, bukan hanya lewat bendera dan lagu, tapi lewat gaya hidup yang membebaskan kita dari penyakit.
Hari ini, kita tak sedang menghadapi penjajahan bersenjata. Tapi kita menghadapi serangan senyap dari gaya hidup yang salah. Kita bisa saja diam dan perlahan digilas. Atau, kita bisa memilih untuk bangkit dan berubah. Karena hipertensi bukan takdir, dan bangkit—selalu adalah pilihan.
Penulis; Dr. Minsarnawati, SKM, M. Kes. Dosen Epidemiologi pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau dapat dikontak melalui email: minsarnawati@uinjkt.ac.id.