Beritatangsel.com — Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, tengah menggelorakan program pilah sampah dengan melibatkan peran aktif Bank Sampah Setu Bersatu SIPLAH (Sampah Indah Pilah Lah). Program ini bertujuan tidak hanya mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, namun juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga melalui pemanfaatan sampah dan barang bekas.
Lurah Setu, Dwi Widiastuti, menjelaskan bahwa keberhasilan program ini berfokus pada optimalisasi pengelolaan sampah di tingkat kelurahan. “Kami tak hanya mengelola sampah di kantor kelurahan, tetapi juga menggandeng warga di tingkat RT/RW dan lingkungan sekitar untuk berpartisipasi,” ujarnya saat peluncuran Bank Sampah Setu Bersatu SIPLAH di halaman kantor kelurahan, Minggu (15/12).
Menurut Dwi, selain bank sampah, warga Setu juga memanfaatkan barang bekas, seperti galon, untuk dijadikan pot tanaman dalam program urban farming yang dilaksanakan di halaman kelurahan. “Kami menanam berbagai tanaman obat keluarga, sayuran, dan buah-buahan. Bahkan, pot-pot dari galon bekas ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga lingkungan yang lebih hijau,” lanjutnya.
Lebih menarik lagi, kelurahan ini juga mengembangkan kolam gizi yang diisi dengan ratusan benih ikan lele. Rencananya, panen perdana lele ini akan dilakukan pada 18 Desember 2024, dengan estimasi hasil mencapai 40 kilogram. “Kolam gizi ini tidak hanya sebagai sarana pendukung pangan sehat, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” jelas Dwi.
Optimalisasi program pilah sampah dan urban farming ini merupakan bagian dari upaya Kelurahan Setu menyambut ulang tahun Jakarta yang ke-500 pada Juni 2027. Dwi menegaskan, kelurahan Setu ingin berkontribusi dalam menciptakan Jakarta sebagai kota global yang penuh pesona. “Lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah adalah kunci untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota impian di dunia,” pungkasnya.
(Nad/Nad)