Membedah Perilaku dan Budaya Organisasi di Sekolah: Perspektif Guru SMK yang Tengah Menempuh S2

banner 468x60

Beritatangsel.com — Di balik aktivitas belajar-mengajar setiap hari, sekolah sesungguhnya adalah sebuah organisasi hidup yang bergerak melalui interaksi manusia di dalamnya. Sebagai guru Bahasa Inggris di SMK sekaligus mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan, saya semakin melihat bahwa keberhasilan sekolah tidak hanya ditentukan oleh kurikulum dan metode pembelajaran, tetapi juga oleh perilaku dan budaya organisasi yang membentuk iklim kerja dan dinamika kelas.

Sekolah sebagai Organisme Sosial

Perilaku organisasi menjelaskan bagaimana individu dan kelompok bertindak dalam sebuah institusi. Ketika mengajar, saya sering menemukan dua kelas dengan materi dan strategi yang sama, tetapi menghasilkan atmosfer yang berbeda. Faktor penentunya bukan sekadar perangkat ajar melainkan:

cara siswa berinteraksi, bagaimana aturan ditegakkan, serta bagaimana komunikasi dibangun.

Inilah bukti bahwa sekolah bekerja layaknya organisasi besar, tempat berbagai karakter bertemu dan saling memengaruhi.

Teori Manajemen yang Tetap Relevan di Sekolah

Pemikiran klasik dari Weber, Fayol, Taylor, hingga Mayo ternyata masih sangat terasa dalam keseharian pendidikan.

Weber mengingatkan pentingnya struktur dan aturan jelas.
Fayol menekankan disiplin dan keadilan yang menjadi fondasi tata kelola sekolah.
Taylor berbicara tentang efisiensi, sesuatu yang kami rasakan ketika bergulat dengan administrasi pendidikan.
Mayo, di sisi lain, menekankan komunikasi dan perhatian sebagai kunci membangun hubungan kerja yang sehat.

Ketika teori ini dipahami, guru lebih mudah membaca dinamika kelas dan memetakan kebutuhan siswa.

Pengalaman di Lapangan: Teori yang Menjelma Praktik

Dalam pembinaan English Club, saya membagi tugas berdasarkan kecenderungan perilaku siswa:

yang vokal menjadi moderator,
yang kreatif menangani desain publikasi,
yang teliti bertanggung jawab pada dokumentasi.

Pendekatan sederhana ini meningkatkan efektivitas kegiatan dan membuktikan bahwa pengelolaan perilaku memberi dampak nyata.

Namun, tantangan tetap ada. Saya pernah menghadapi kelas yang kurang disiplin dan sulit menerima perbedaan pendapat. Situasi ini membuat diskusi tidak berjalan optimal. Membangun budaya saling menghargai dan tertib akhirnya menjadi langkah penting yang harus dilakukan secara konsisten.

Budaya Organisasi: Identitas Tak Kasatmata Sekolah

Budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan yang diyakini bersama. Di sekolah, ia terlihat dalam:

ritual upacara,
tata tertib seragam,
jargon khas,
hingga kisah sukses alumni.

Budaya yang kuat menciptakan rasa memiliki dan memperkuat komitmen. Namun budaya juga bisa menjadi penghambat ketika perubahan diperlukan. Resistensi muncul karena warga sekolah terlalu nyaman dengan pola lama.

Di sinilah peran guru menjadi strategis bukan hanya mengajar, tetapi menjadi penjaga nilai-nilai positif.

Perilaku dan Budaya: Dua Pilar yang Saling Menguatkan

Perilaku adalah tindakan. Budaya adalah alasan di balik tindakan itu. Keduanya tidak bisa dipisahkan.

Ketika budaya disiplin tertanam, perilaku taat aturan muncul secara alami. Ketika budaya kolaborasi menguat, kerja tim berkembang tanpa perlu diperintah.

Sebagai calon manajer pendidikan, saya semakin memahami bahwa mengelola sekolah berarti mengelola manusia dan nilainya, bukan hanya program dan dokumen.

Saatnya Guru Menjadi Penggerak Budaya

Pendidikan akan sulit maju tanpa perilaku positif dan budaya organisasi yang sehat. Guru memiliki peran kunci dalam membentuknya melalui keteladanan, komunikasi, dan konsistensi.

Mengutip Peter Drucker, “Culture eats strategy for breakfast.” Strategi boleh bagus, tetapi budaya yang kuatlah yang membuat sekolah bergerak.

Dan tugas kita adalah memastikan budaya itu tumbuh, terawat, dan memberi ruang bagi perkembangan setiap warga sekolah.

Artikel ini ditulis oleh Listya Ningrum, Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang (UNPAM).

 

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *