Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang Manfaatkan Limbah Kelapa Jadi Briket Bioarang

banner 468x60

Beritatangsel.com — Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pamulang melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 dengan mengangkat inovasi pemanfaatan limbah tempurung kelapa menjadi briket bioarang sebagai energi alternatif ramah lingkungan.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kampung Gembrong, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Tim PKM Kelompok 2 yang diketuai oleh Muhammad Hasya, dengan anggota Ahmad Habil, Faizal Ardianto, Latif Kusuma, dan Muhammad Raihan Fadillah, serta dibimbing oleh dosen Agus Nurokhman, S.T., M.M.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Pemanfaatan limbah tempurung kelapa menjadi briket bioarang ini mendapat perhatian karena dinilai mampu menjawab permasalahan lingkungan sekaligus kebutuhan energi masyarakat. Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa terbesar di dunia menghasilkan limbah tempurung dalam jumlah besar yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Melalui program PKM Bioarang, mahasiswa mengolah tempurung kelapa menjadi briket bahan bakar dengan nilai kalor tinggi, asap yang lebih rendah, serta waktu bakar yang lebih lama dibandingkan kayu bakar konvensional. Inovasi ini dinilai ramah lingkungan, ekonomis, dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah penghasil kelapa.

Ketua PKM Kelompok 2, Muhammad Hasya menjelaskan bahwa proses pembuatan briket bioarang relatif sederhana dan dapat diterapkan di tingkat rumah tangga maupun UMKM. “Tempurung kelapa dikarbonisasi menjadi arang, kemudian digiling halus, dicampur dengan perekat alami, dan dicetak menjadi briket. Hasilnya adalah bahan bakar yang lebih bersih dan efisien,” ujarnya.

Selain ramah lingkungan, briket bioarang kelapa juga memiliki nilai ekonomis karena biaya produksinya relatif rendah. Hal ini memungkinkan harga jual yang terjangkau dan berpotensi menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat yang selama ini bergantung pada LPG atau kayu bakar. Di sisi lain, penggunaan briket bioarang juga membantu mengurangi emisi karbon serta menekan laju deforestasi akibat penebangan kayu.

Program PKM ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis produksi, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Tim mahasiswa memberikan pelatihan pembuatan briket kepada warga, sekaligus pendampingan terkait pengemasan dan pemasaran produk. Dengan pendekatan tersebut, masyarakat didorong untuk menjadikan briket bioarang sebagai peluang usaha dan sumber pendapatan tambahan.

“Melalui PKM Bioarang, kami berharap dapat menciptakan dampak berkelanjutan. Tidak hanya menghasilkan inovasi produk, tetapi juga mentransfer pengetahuan serta meningkatkan ekonomi masyarakat lokal,” tambah salah satu anggota tim.

Hasil kegiatan PKM menunjukkan capaian positif. Tim berhasil memproduksi briket bioarang kelapa dengan kualitas pembakaran yang baik, ditandai dengan nyala api yang stabil, waktu bakar lebih lama, dan asap yang relatif rendah. Briket tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak rumah tangga maupun usaha kuliner skala kecil.

Respons masyarakat terhadap program ini pun terbilang sangat positif. Warga menilai inovasi briket bioarang mampu mengurangi limbah tempurung kelapa yang selama ini terbuang, sekaligus menjadi solusi energi alternatif yang praktis dan ekonomis. Sejumlah pelaku UMKM kuliner bahkan mulai beralih menggunakan briket bioarang karena panas yang dihasilkan stabil dan tidak menimbulkan bau menyengat.

Melalui inovasi PKM Bioarang, mahasiswa Universitas Pamulang membuktikan bahwa limbah dapat diolah menjadi peluang bernilai ekonomi. Briket bioarang kelapa tidak hanya menjadi alternatif energi berkelanjutan, tetapi juga langkah nyata dalam mendorong ekonomi sirkular serta menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *