Beranda Berita Terkini Puskesmas Dihimbau Siap Siaga Sebab Cuaca Panas Terik Sampai 37,5 Derajat...

Puskesmas Dihimbau Siap Siaga Sebab Cuaca Panas Terik Sampai 37,5 Derajat di Tangsel

BERBAGI

Tangerang,Beritatangsel.com – Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meminta warganya mengurangi aktivitas di luar ruangan untuk menghindari dampak cuaca panas terik belakangan ini. Di wilayah Kota Tangerang Selatan, suhu udara yang terukur dapat mencapai 37,5 derajat Celsius.

Benyamin mengatakan pemerintahannya telah menggelar rapat koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghadapi cuaca panas terik tersebut.

“Menurut BMKG, cuaca panas ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan,” kata Benyamin, Rabu 4 Oktober 2023.

Untuk mengantisipasinya, Benyamin menyatakan sudah memerintahkan dinas terkait untuk melakukan pencegahan dan pemantauan.

Perintah pertama ditujukannya kepada puskesmas-puskesmas untuk siap siaga melayani warga yang terdampak kesehatannya akibat cuaca panas.

Benyamin juga menyebut akan membuat imbauan khusus untuk masyarakat untuk menghindari dampak tersebut. Antara lain mengurangi aktivitas di luar ruangan, banyak minum air putih, hindari air dingin, serta menggunakan sunscreen dan payung.

“Nanti akan kami buat imbauan ke masyarakat karena ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan,” ujarnya.

Penjelasan Cuaca Panas Terik dari BMKG

Sebelumnya, dalam penjelasan yang dibagikannya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan suhu udara maksimum yang terukur di wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35,0 – 37,5 derajat Celcius.

“Suhu maksimum hingga 37,5 derajat Celsius terukur di wilayah Tangerang Selatan pada 29 September 2023,” katanya pada Sabtu, 30 September 2023.

Guswanto menjelaskan secara umum, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer.

Pertama, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan, terutama pada siang hari.

Baca Juga :  Langgar PPKM Warung Remang - Remang Di Pondok Aren Dibubarkan

Kedua, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini, sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari.

Lalu, ketiga, pada akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator. Artinya, sebagian wilayah Indonesia termasuk Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya, dimana pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.

Namun demikian, Guswanto menambahkan, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.

Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia.

“Kondisi fenomena cuaca panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari,” katanya. (Red)