Beranda Berita Photo Pemuda Garda Terdepan Bangsa

Pemuda Garda Terdepan Bangsa

BERBAGI
Angga Syaripudin Yusuf (Ketua DPC GMNI TANGSEL)
Angga Syaripudin Yusuf (Ketua DPC GMNI TANGSEL)
Angga Syaripudin Yusuf (Ketua DPC GMNI TANGSEL)

PEMUDA GARDA TERDEPAN BANGSA

Oleh: Angga Syaripudin Yusuf (Ketua DPC GMNI TANGSEL)

Pada tanggal 28 Oktober 1928 silam, seluruh perwakilan pemuda di tanah air berkumpul dan berikrar. Pada saat itu, para pemuda Indonesia hadir dalam Kongres Pemuda Kedua di Jakarta yang diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Pada penutupan kongres kedua ini dibacakan rumusan hasil kongres yang disebut “Sumpah Pemuda”. Tanggal 28 Oktober menjadi catatan sejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia, karena para pemuda mempertaruhkan semua jiwa raga untuk bangsa Indonesia dan bersatu padu memperkuat diri untuk menuju kemerdekaan tahun 1945. Kondisi ketertindasan yang mendorong para pemuda pada saat itu membulatkan tekad untuk berjuang demi mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Di masa perperangan melawan penjajah, para pemuda mendeklarasikan diri dalam Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia.

Pada zaman peperangan dahulu, Sumpah Pemuda dijadikan awal perjuangan bagi pemuda agar bersatu merebut kemerdekaan dan terbebas dari kemiskinan dan kebodohan. Namun semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan generasi muda sekarang sedikit demi sedikit sudah mulai mulai luntur. Padahal generasi muda saat ini tidak perlu lagi memegang senjata atau bambu runcing untuk berjuang melawan penjajah. Generasi muda hanya tinggal mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, pendidikan ataupun hal lain yang bersifat positif yang tujuannya membangun bangsa indonesia.

Setiap hari kita saksikan di media massa, tidak sedikit pemuda yang terjerumus ke dalam lembah penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antar pelajar, aksi kriminal dan penyimpangan lainnya sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebagian para pemuda. Kejadian seperti ini tidak terlepas dari kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional. Dampaknya adalah pendidikan sekarang beralih fungsi dari institusi yang menanamkan nilai-nilai moral menjadi lahan basah untuk mencari keuntungan melalui privatisasi dan komersialisasi pendidikan. Hemat saya, seharusnya pendidikan tidak hanya terfokus pada mencerdaskan intelektual semata-mata, namun harus berimbang antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Hal ini sangatlah penting demi terciptamya generasi-generasi muda indonesia yang berkualitas, unggul, bertakwa kepata Tuhan YME, serta mampu menjalankan tanggung jawabnya kepada negara indonesia, sehingga para pemuda indonesia mampu berkata “apa yang sudah saya berikan kepada negara” bukan “apa yang sudah negara berikan kepada saya”. Jika sistem pendidikan kita masih sama dilakukan oleh pemerintah Indonesia tanpa adanya koreksi dan evaluasi secara komprehensif, maka sikap instan dan pragmatisme akan menjadi jalan hidup bagi generasi-generasi muda indonesia.

Baca Juga :  Toko Kimia di Serpong Utara Terbakar, 5 Unit Mobil Damkar Tangsel Dikerahkan

Menjadi bahan renungan kita bersama sebagai generasi muda yang harus menjunjungi tinggi Bhineka Tunggal Ika sebagai alat pemersatu Bangsa yang dilandasi semangat gotong royong yang sejak nenek moyang kita sangat sakral sekali dalam kehidupan dimasyarakat. Sekarang dimana nilai-nilai trsebut sudah luntur oleh berbagai pengaruh budaya yang kita tidak tahu datang darimana sehingga sedikit saja ada gesekan sudah menjadi besar, padahal alangkah indahnya hidup dengan perdamaian, hidup berdampingan, hidup saling memberi, saling mengasihi dan menyayangi menjadi modal dasar untuk menjaga keutuhan bangsa dan Negara yang diperjuangan oleh para pejuang dahulu yang tidak mengenal pamrih, atau upah yang harus diterima.

Pemuda adalah harapan bangsa, pemuda merupakan penentu masa depan sebuah bangsa, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perubahan dan setiap episode sejarah bangsa inipun pemuda menjadi elemen sangat besar kontribusinya, sejarah mencatat bahwa proses kemerdekaan Indonesia, masa kemerdekaan, sesudah kemerdekaan, tak lepas dari peran pemuda, pemuda senantiasa ada di lini terdepan dalam sejarah bangsa. Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah pemuda 1928, proklamasi 17 agustus 1945, Perlawanan ‘Arek arek’ Surabaya terhadap sekutu, peristiwa 10 november, bandung lautan api, ORLA ke ORBA dan terkahir ORBA ke Orde Reformasi (1998). Saking berharganya dan pentingnya Pemuda, sang proklamator Bung Karno pernah mengucapkan retorika yang sangat luar biasa, “Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia”, kalimat itu beliau ucapkan untuk memompa semangat dan heroisme pelajar, mahasiswa dan kaum muda Indonesia untuk membangun bangsa ini pada era kemerdekaan.

Kreatifitas pemuda pada masa perjuangan, hendaknya selalu diperhatikan dan dilanjutkan  pada masa sekarang ini. Fungsi pemuda pada sekarang ini bukanlah pejuangan kemerdekaan tetapi justru pengisi kemerdekaan yang menjadi aktor penting dalam merubah peradaban Indonesia. Sehingga semangat jiwa muda yang masih membara  selalu melahir pemikiran-pemikiran yang inovatif dan kreatif untuk membangun sebuah  peradaban baru di  Indonesia. Sebagai tulang punggung bangsa, pemuda diharapkan memiliki sejumlah kesanggupan yakni tetap terus memompa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri dan memiliki kesetaikawanan sosial, dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Peran dan partisipasi pemuda dalam pembangunan harus merupakan hal yang nyata, karena berbagai potensi, bakat, kemampuan, dan keterampilan dengan semangat dan idealisme yang kental dari para pemuda dinilai akan memberikan warna yang khas bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa.

Baca Juga :  Pemkot Tangsel Gelar Salat Idul Adha 1443 H di Dua Titik Lokasi

Peringatan hari Sumpah Pemuda Tahun 2014 ini merupakan momentum untuk merenungkan dan mengevaluasi kembali perjuangan bangsa ini. Di mana pada tanggal 28 Oktober 1928 yang silam, para pemuda bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tumpah darah yang satu, bangsa yang satu, bahasa yang satu, yaitu Indonesia. Sumpah Pemuda yang terjadi pada tahun 1928 berarti ada makna perjuangan pemuda sebagai anak bangsa indonesia untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa indonesia melalui pernyataan, tekad dan ikrar sumpah pemuda tersebut.

Melalui Sumpah Pemuda dan rangkaian proses yang menghantarkannya serta peristiwa terwujudnya  integritas nasional dengan terbentuknya kemerdekaan indonesia dapat kita simpulkan bahwa peran pemuda dan kepemudaan sangat menentukan keberhasilan perjuangan bangsa indonesia selama ini. Dengan demikian di era kemerdekaan ini, peran pemuda dan pemudi harus terus ditingkatkan dengan mengisi kegiatan-kegiatan positif melalui pembangunan, seperti menempuh pendidikan setinggi-tingginya dan para pemuda sebagai garda terdepan penerus bangsa harus memegang teguh amanat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.