Beranda Berita Photo Edukasi Prinsip Materialitas Sebagai Salah Satu Prinsip Dasar Akuntansi Untuk Anak Yayasan...

Edukasi Prinsip Materialitas Sebagai Salah Satu Prinsip Dasar Akuntansi Untuk Anak Yayasan Al-Kamilah

BERBAGI

Beritatangsel.com – Penerapan Kewirausahaan tidak hanya penting bagi orang dewasa namun juga harus dan perlu dipersiapkan sedini mungkin kepada anak-anak dan remaja untuk menjadi bekal dewasa kelak.

Perbedaan tujuan utamanya adalah bahwa orang dewasa menggunakan pengetahuan ini sebagai langkah untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi perekonomian mereka serta menghasilkan uang secara langsung sementara manfaat bagi anak-anak dan remaja sendiri lebih kepada proses pembelajaran dan menata kepribadian mereka diluar dari pembelajaran normal yang diajarkan oleh guru, orang tua, maupun tutor tambahan melalui pelatihan.

Sejak dini anak harus ditanamkan sifat konsistensi dan menganalisis setiap peristiwa atau suatu kejadian dalam kegiatan. Konsistensi penting dalam menentukan reaksi anak ketika melakukan sesuatu yang tidak baik. Reaksi atau konsekuensi terhadap kesalahan anak yang sama harus diberikan secara konsisten agar anak tidak melakukannya lagi.

Dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), kelompok Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) yang terdiri dari empat orang anggota Asep Tsauriman Tazaka,
Fajar Tri Bayu Putra, dan Robiyansyah membeberkan prinsip dasar akuntansi (principles of accounting) yang digunakan untuk mencatat transaksi kepada Anak-anak Yayasan Al-Kamilah.

“Terdapat empat prinsip akuntansi, yaitu (1) biaya historis, (2) pengakuan pendapatan, (3) penandingan, dan (4) pengungkapan penuh,”.

Pada prinsip Biaya Historis, ia menjelaskan, bahwa GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Hal ini seringkali disebut dengan prinsip biaya historis (historical cost principle). Biaya (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian lainnya: yaitu, dapat diandalkan.

Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang dapat
dipercaya untuk mengukur tren dan kewajiban tertentu serta dalam industry tertentu.

Pada akuisisi awal, biaya historis sama dengan nilai wajar. Dalam periode selanjutnya, ketika kondisi pasar dan ekonomi berubah, biaya
historis dan nilai wajar sering kali berbeda. Akibatnya, ukuran atau estimasi nilai wajar sering kali menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas masa depan yang diharapkan terkait dengan aktiva atau kewajiban.

Baca Juga :  Razia Warung Makan Milik Saeni, Pol PP Kota Serang Tak Mau Disalahkan

Sekarang FASB tampaknya sangat mendukung penggunaan pengukuran nilai wajar dalam laporan keuangan. FASB percaya bahwa informasi nilai wajar lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan disbanding biaya
historis. Pengukuran nilai wajar, yang masih diperdebatkan, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban perusahaan (posisi keuangan) serta menyediakan dasar lainnya untuk menilai prospek arus kas di masa depan. dasar penilaian yang utama, namun pencatatan dan
pelaporan informasi nilai wajar semakin meningkat.

Selanjutnya Prinsip pengakuan Pendapatan, pada umumnya pendapatan akan diakui jika: (1) telah direalisasi atau dapat direalisasi dan (2) telah dilaksanakan. Pendekatan ini sering kali dipandang sebagai prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle).

Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan
dikatakan dapat direalisasi (realizable) apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim atas kas. Aktiva dikatakan dapat dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan mudah tanpa biaya tambahan yang signifikan.

Disisi lain Prinsip Penandingan atau matching principle menyatakan usaha (beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan dapat diterapkan. Untuk biaya-biaya yang sulit diasosiasikan secara rasional dengan pendapatan, ada beberapa cara lain yang bisa dipakai. Umumnya,

Yang terakhir ialah Prinsip Pengungkapan Penuh, Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle), mengakui bahwa jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian, trade-off ini terjadi antara (1) kebutuhan untuk mengungkapan secara cukup terinci hal-hal yang akan mempengaruhi
keputusan pemakai, dengan (2) kebutuhan untuk memadatkan penyajian agar informasi dapat dipahami.

Baca Juga :  Mahasiswa Universitas Pamulang Berikan Pemaparan Finansial di SMK Nida El-Adabi

Disamping itu, penyusun laporan keuangan juga harus memperhitungkan biaya pembuatan dan penggunaan laporan keuangan.

Selain pengujian pertama (telah direalisasi atau dapat direalisasi), pendapatan tidak diakui sampai dihasilkan. Dan pendapatan dianggap telah dihasilkan (earned) apabila sebuah entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan ha katas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.

Tidak hanya itu, para mahasiswa Unpam juga menjelaskan permasalahan Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi (constitution) ialah Suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan Standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

Salah satunya ialah Materialitas, Kendala materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan.

Materialitas juga merupakan faktor yang penting dalam banyak keputusan akuntansi internal. Jumlah klasifikasi yang dibutuhkan ketika mengalokasikan beban ke berbagai departemen
perusahaan, serta sejauh mana penyesuaian harus dilakukan terhadap item-item akrual dan deferal.

Selanjutnya, Fungsi Sistem Informasi Akuntansi dalam Bisnis.1) SIA merupakan sistem pengendali keuangan yang bertujuan supaya tidak terjadi kecurangan oleh pihak-pihak tertentu.

Dengan menggunakan sistem ini, maka pelacakan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan mudah. Pasalnya, terdapat sistem pertanggungjawaban secara detail. Sehingga, sistem informasi akuntansi bisa menjaga aset perusahaan serta mengurangi risiko penggelapan aset yang dilakukan oleh semua pihak.

2) SIA juga berfungsi untuk mengubah kumpulan data dalam bentuk informasi keuangan yang diperlukan perusahaan. Informasi tersebut merupakan laporan keuangan manual atau online yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menjadi bagian dari perusahaan.

Baca Juga :  Cekcok dengan Suami, Istri Muda di Ciledug Gantung Diri

Pada mahasiswa menyimpulkan bahwa, Pola asuh orangtua sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Pola asuh orangtua yang demokratis mampu membentuk
kepribadian anak yang mempunyai sifat; inisiatif, kreatif, dan berani mengambil keputusan.

Pola asuh orangtua yang otoriter mampu membentuk kepribadian anak yang mempunyai sifat; kurang taat, kurang aktif, kurang inisiatif, tidak dapat merencanakan sesuatu, penakut.

Pola asuh orangtua yang over protection mampu membentuk kepribadian anak yang mempunyai sifat sangat bergantung kepada orang tua dalam tingkah lakunya.

Pembentukan kepribadian yang kuat dan baik pada seseorang dapat menghambat perilaku penyimpangan dalam bekerja. Terutama jika dia
menjadi seorang manajer tidak akan melakukan praktik edukasi dasar prinsip materialitas karena tidak beretika. Lingkungan budaya mampu membentuk karakter seseorang.

Menurut Littauer, sifat dan watak manusia itu ada empat macam. Pertama, Kolerik (ingin tampil ke depan, bersifat keras layaknya koman dan tempur). Kedua, sanguin (periang, hampir tak pernah kelihatan susah namun pelupa dan
selalu ingin mendapat perhatian orang lain). Ketiga, melankolik (serius, sistematis dan selalu memikirkan sebuah tindakan masak-masak sebelum melakukannya). Keempat, plegmatis(pasrah, tidak suka bertengkar dan nurut saja mana yang paling mudah).

Mahasiswa berharap, Dengan pembentukan karakter yang kuat dan
baik pada seseorang, diharapkan moral hazard dalam praktik prinsip materialitas dalam akuntansi dapat dihambat.

Ia juga meminta, Pendidikan etika dan profesi perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan akuntansi, agar lulusan yang dihasilkan memiliki dasar etika yang dapat digunakan saat bekerja. Karena etika sangat penting bagi masyarakat pemakai informasi keuangan untuk menghambat praktik edukasi prinsip materialitas dasar akuntansi. Selain itu, regulator harus mampu memonitoring pelaku pasar modal agar tidak terjadi praktik prinsip materialitas yang tidak beretika tersebut.

 

Red : Artikel Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM).