Beranda Advetorial Kehadiran Buku “Katolik di Tanah Santri” Dinilai Bermanfaat dan Hidupkan Spirit Dialog...

Kehadiran Buku “Katolik di Tanah Santri” Dinilai Bermanfaat dan Hidupkan Spirit Dialog Antarumat Beragama di Banten

BERBAGI

TANGSEL, Beritatangsel.com – Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Provinsi Banten Periode 2019-2022, Alexander Leonardus Rumbi mengatakan bahwa, kehadiran buku “Katolik di Tanah Santri” yang ditulis Deni Iskandar, dinilai bermanfaat dan bisa menghidupkan spirit dialog antarumat beragama, khususnya di Provinsi Banten.

Hal itu disampaikan Leonardos Rumbi dalam acara Bedah Buku dan Diskusi Publik, bertajuk “Meneguhkan Kebhinekaan dan Merawat Keberagaman di Indonesia” Jumat (28/10) di Jl. Jambu, Pisangan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

“Dengan adanya buku ini, saya kira sangat bermanfaat, bahkan dalam hal ini juga bisa membangkitkan spirit dialog antarumat beragama di Banten. Bahkan beberapa bulan lalu, Bapak Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM bersama Romo-Romo diwilayah Keuskupan Bogor dan Pemuda Katolik Banten, pernah berkunjung ke Abuya Muhtadi al-Bantani, di Cidahu, Pandeglang,” kata Leonardos, Jumat (28/10).

Mantan aktifis 98 dari Universitas Katolik Atmajaya itu mengaku bahwa, terjadinya sebuah perjumpaan antara Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM dan Abuya Muhtadi al-Bantani di Cidahu itu, dijembatani oleh adanya buku Katolik di Tanah Santri yang ditulis oleh Deni Iskandar.

“Jadi memang harus kita akui bahwa, hadirnya buku ini (Katolik di Tanah Santri) menjadi spirit atas terwujudnya dialog antarumat beragama di Banten. Kami melihat dan menyaksikan langsung pertemuan antara dua tokoh (Katolik dan Islam) di Banten sangat hangat. Bahkan sambutan umat Islam dan Abuya Muhtadi, kepada umat Katolik di Cidahu itu, sangat luar biasa.” jelas Leonardos..

Senada, Alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Dr. Paulus Tasik Galle, mengatakan bahwa, dirinya mengaku senang bisa hadir dalam acara bedah buku dan diskusi publik yang diselenggarakan Fata Institute.

Baca Juga :  Polres Tangsel Tangkap Seorang Kakek Yang Mencabuli Anak Tetangganya

Menurutnya, diskusi publik bertajuk seputar isu-isu keberagaman dan kebhinekaan di Indonesia, harus terus dilakukan dan disuarakan oleh semua elemen masyarakat terutama kaum muda.

“Diskusi semacam ini, itu bagus sekali dan ini perlu dilakukan secara terus menerus oleh kaum muda khususnya. Oleh karena itu saya sangat mengapresiasi sekali hadirnya buku ini (Katolik di Tanah Santri)” kata Dr. Paulus.

Sementara itu, Deni Iskandar Penulis Buku Katolik di Tanah Santri itu mengaku bahwa, buku yang diterbitkan oleh Fata Institute itu, merupakan hasil riset dirinya saat masih menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Alumni Perbandingan Agama/Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin itu menjelaskan bahwa, potret kehidupan umat beragama di Pandeglang, sangat kondusif dan rukun.

Wakil Bendahara Umum PB HMI Bidang Pemberdayaan Umat itu menjelaskan bahwa, hal tersebut diakuinya, setelah Ia bersama Pemuda Katolik Provinsi Banten menguji hasil riset dengan menjembatani pertemuan antara Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur dengan Abuya Muhtadi al-Bantani di Cidahu, beberapa bulan lalu.

“Jadi setelah saya melakukan riset, tentu hasil risetnya kita uji. Caranya adalah mendorong adanya dialog lintas agama, dalam hal ini, waktu saya bersama Pemuda Katolik ikut serta menjembatani perjumpaan antara Abuya Muhtadi dengan Bapak Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur. Hasilnya positif, mama abuya menerima kunjungan tersebut dan menyambutnya dengan baik,” terangnya.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menilai bahwa, penulis buku “Katolik di Tanah Santri” tersebut dianggap berhasil terlibat dalam dinamika keberagaman di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten itu.

“Bagi saya, adinda Deni Iskandar ini berhasil terlibat dalam dinamika keberagaman di rumahnya sendiri tepatnya di Pandeglang-Banten. Dia berhasil menerobos ruang dialog untuk membaca dan terlebih berdinamika dengan kenyataan keberagaman di masyarakat, ruang dimana dia tumbuh dengan privilage itu.” terang Melki Laka Lena.

Baca Juga :  Jajaran Polsek Ciputat Berhasil Membekuk Dua Kurir Narkoba

Seperti diketahui, acara bedah buku dan diskusi publik itu dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari lintas Universitas, diantaranya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Universitas Pamulang (Unpam), Universitas Matla’ul Anwar (UNMA), Institute Sains Teknologi Al-Kamal, dan Sekolah Tinggi Agama Islam (Stai) Babunajah.

Selain itu, acara diskusi bedah buku dan diskusi publik itu juga diselenggarakan secara Luring dan Daring. Ada banyak narasumber yang hadir dalam acara tersebut diantaranya, Dr. Paulus Tasik Galle, Alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Provinsi Banten, Alexander Leonardos Rumbi dan Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kota Tangerang Selatan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, yang juga menjadi Open Speech, Penggiat Keberagaman di Indonesia, Alexander Philip Sitinjak dan Dosen Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Zaenal Muttaqien hadir secara daring. (Haji Merah)