Beranda Advetorial Lembaga Dakwah Cinta Qur’an Foundation Gelar News Flash Kajian The Last Massenger

Lembaga Dakwah Cinta Qur’an Foundation Gelar News Flash Kajian The Last Massenger

BERBAGI

Jakarta,Beritatangsel.com – Lembaga dakwah Cinta Quran Foundation bersama Forum Komunikasi Majelis Taklim (FKMT) DKI Jakarta gelar program Indonesia bisa baca Qur’an di Ruang utama Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Rabu (5/10/2022).

Acara kali ini turut menghadirkan para pembicara inspiratif, seperti Ustadz Asep Supriatna, Ustadz Fadlan Garamatan, dan Ustadz Fatih Karim.

Kegiatan yang dihadiri sekitar ratusan bahkan ribuan umat Muslim itu menurut Ustaz Asep Supriatna menjadi bukti kerinduan umat Muslim atas motivasi keagamaan yang dikemas dengan konsep “Sang Nabi The Last Messenger”.

“Sejak tahun 2012 hingga saat ini Alhamdulillah telah membebaskan lebih dari 100 ribu orang di Indonesia dari buta aksara Al-Quran dan menjangkau wilayah di 34 provinsi di Indonesia,” Ustadz Asep.

Menurut dia, acara kali ini merupakan kelanjutan dari berbagai kegiatan kolosal yang digelar oleh Cinta Quran Foundation selama 11 tahun.

“Alhamdulillah, event spektakuler ini telah melampaui satu dasawarsa dan senantiasa konsisten menginspirasi hijrah bersama Al-Quran,” tambahnya.

Narasumber selanjutnya yaitu Ustadz Fatih Karim selaku pendiri Cinta Qur’an Foundation mengungkapkan, menurutnya acara ini juga mendedikasikan kegiatan demi mendukung sepenuhnya program Indonesia Bisa Baca Quran (IBBQ) bersama FKMT dan Cinta Qur’an Foundation dalam memberantas darurat buta aksara Quran di seluruh wilayah Indonesia.

“Hijrah yang ditempuh seorang muslim merupakan jalan yang akan mengantarkannya untuk meraih level tertinggi di hadapan Allah Subhanahu Wa Taala,” ujarnya.

Ustaz Fatih mengatakan, para peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia tersebut tergerak hatinya untuk menjemput inspirasi hijrah, termasuk untuk mendukung program Indonesia Bisa Baca Quran.

Selanjutnya ia mengungkapkan, Cinta pada Allah Swt dan pada Nabi Muhammad Saw mesti menjadi cinta utama dan paling utama yang tersimpan dalam hati dan jiwa kita, namun rasa cinta pada Allah dan pada Nabi Muhammad Saw tidaklah tumbuh dengan sendirinya.

Baca Juga :  Ratusan Pelaku UMKM dan Koperasi Diberi Pelatihan dan Sertifikasi, Benyamin: Untuk Tingkatkan KualitasĀ 

Menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad Saw. Menurut Ustadz Fatih ada beberapa hal yang jika dilakukan seorang muslim pastilah cintanya pada Rasulullah SAW akan tumbuh dalam hati dan jiwanya.

Yang pertama menurutnya, dengan memperbanyak bershalawat kepada Rasulullah Saw, sebab shalawat bisa menjadi penghubung antara diri kita dan Rasulullah Saw, “ketika kita mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, maka Nabi Muhammad Saw akan membalas shalawat anda,” ucapnya.

Selain itu, dengan mengikuti sunnah Rasulullah Saw, ketika seseorang membaca sejarah hidup beliau, ia akan mengetahui akhlak beliau, cara beliau melakukan shalat, dan cara beliau berinteraksi dengan orang lain, ketika ia sudah mengetahuinya, ia akan berusaha mempraktikkan semua itu dalam kehidupannya.

Rasulullah Saw senantiasa mengisi umurnya dalam kebaikan dan penuh dengan manfaat, maka ia akan mengikuti teladan mulia Rasulullah Saw untuk mengisi umurnya dalam kebaikan.

“Dengan meneladani kemuliaan akhlak Nabi Muhammad Saw, maka kita akan meraih cinta Allah dan Rasul-Nya, dengan demikian, dia akan bisa bersama-sama Rasulullah Saw di surga, inilah tujuan luhur yang seharusnya menjadi cita-cita dan harapan setiap muslim,” pungkasnya.

Disisi lain, Narasumber selanjutnya yaitu Ustadz Fadlan Garamatan menyampaikan, Hijrah adalah perbuatan mulia.

Hijrah menjadi entah bagaimana tentang seseorang yang berubah Mulia tapi seseorang tersebut akan mulia disisi Allah, itulah yang kerap ustadz Fadlan ingatkan pada para pejuang hijrah.

Di zaman serba modern ini, segala macam masalah semakin banyak modelnya, karenanya Ustadz Fadlan Garamatan membagi motivasi bagai para pejuang hijrah agar tetap berada dijalan yang dipilihnya.

“semua yang dirasakan pemuda hijrah pada zaman ini pernah dirasakan oleh Rasulullah Muhammad SAW (Sallallahu Alaihi Wasallam) Tentang bagaimana Rasulullah ketika di dustakan, dikucilkan, dan dilempari batu oleh penduduk thai. Dimana tidak ada lagi tempat setelah kematian sang paman dan kematian sang istri, Rasulullah hanya punya Allah saat itu.” Ucapnya.

Baca Juga :  Merayakan 11 Tahun Kebaikan, Cinta Quran Foundation Hadirkan Amazing Muharram 12 dengan Tema 'Infinity Life

Rasulullah berdoa pada Allah dibelakang bukit, doa Rasulullah bukanlah doa karena marah dan sebal atas perlakuan umatnya saat itu, namun ia berdoa agar seluruh anak cucu dari penduduk thaif nanti menjadi hamba Allah.

“Hatinya susah pikirannya kacau tapi lidah nya tidak berkata kata kasar, dia doakan agar anak cucu mereka menyembah Allah. seratus persen penduduk thaif hari ini bersyahadat” Ucap Ustadz Fadlan Garamatan dalam ceramahnya.

Itulah kata Ustadz Fadlan sebuah kesabaran Rasulullah dalam menjalankan perintah dari Allah SWT (Subhana Wa Taala), sebuah gambaran indah dalam kesabaran menghadapi sakit hati yang menyesakkan ketika diperlakukan buruk oleh siapapun.