Beranda Berita Photo Pasca Vaksin Covid-19 Secara Masif, Protokol 5m… Boleh Kah Longgar ?

Pasca Vaksin Covid-19 Secara Masif, Protokol 5m… Boleh Kah Longgar ?

BERBAGI
Dok Pusat Analisis Determinan Kesehatan - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Beritatangsel.com — Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia berlangsung sejak Januari 2021 yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian karena COVID-19, mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), melindungi, memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, serta menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak social dan ekonomi pandemi.

Sebagai salah satu tujuan program vaksinasi, kekebalan kelompok akan dihasilkan dengan pemberian vaksinasi terhadap 70 persen populasi atau 181 juta penduduk Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah menetapkan sasaran optimal vaksinasi sebesar 80 persen dari penduduk yang berisiko tertular. Sedangkan, sasaran ideal vaksinasi COVID-19 adalah seluruh penduduk Indonesia dan program ini dilaksanakan secara bertahap.

Berdasarkan sumber dari https://covid19.go.id/berita/data-vaksinasi-covid-19-update-17-mei-2021, dengan sasaran target SDM kesehatan, petugas public dan lansia sudah mendapatkan vaksinasi ke-2 sebanyak 9.066.982.

Pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan meskipun vaksinasi COVID-19 sedang masif dikerjakan, kepatuhan terhadap protocol kesehatan 5M tetap penting.

5M adalah senjata utama untuk menekan penularan virus Corona meliputi memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.Vaksinasi dan 5M akan efektif jika dipadukan, bukan berdiri sendiri-sendiri.

Belakangan, kejadian orang dinyatakan positif COVID-19 usai beberapa hari disuntik vaksin Corona ramai diperbincangkan. Karena, masyarakat beranggapan setelah divaksin maka tidak akan tertular COVID-19, sehingga mereka lengah dengan tidak menjalankan protokol kesehatan 5M.

Kan sudah di vaksin…buat apa pake masker…saya sudah kebal. Demikian pernyataan dari beberapa orang yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19.

Seperti iklan sosialisasi yang terpasang dalam neon boks :

“Tak Kenal Maka Tak Kebal”

Vaksin melatih tubuh untuk kenal, lawan, dan kebal dari penyebab penyakit, seperti virus atau bakteri.

Baca Juga :  Anggota FPKB MPR RI  Siti Masrifah, Sosialisasikan Empat Pilar Untuk Tetap Mengamalkan Nilai-Nilai Dalam UUD NRI '45 dan Pancasila

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes yang juga Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, adanya pengendoran dalam pelaksanaan protokol kesehatan menjadi faktor terbesar yang berkontribusi pada peningkatan kasus COVID-19 dan munculnya klaster-klaster baru. (https://nasional.kontan.co.id/news/kendornya-pelaksanaan-prokes-jadi-faktor-terbesar-munculkan-klaster-covid-19 diunduh tgl. 24 Mei 2021)

Beberapa data yang mendukung kasus Corona pada masyarakat yang sudah menerima vaksin : DKI Jakarta diklaster perkantoran menjadi dua kali lipat pada periode 5-11 April 2020, kasus positif berjumlah 157 dengan jumlah perkantoran 78.

Namun, pada periode 12-18 April ini terjadi kenaikan dengan jumlah kasus positif 425 dengan jumlah perkantoran 177 (https://news.detik.com/berita/d-5546150/melonjak-klaster-kantor-di-jakarta-gegara-vaksin-bikin-euforia). Semarang ada 160 orang terkonfirmasi positif setelah divaksin pertama, dan ada 35 orang yang terkonfirmasi positif setelah divaksin kedua. Sebagian besar tenaga kesehatan (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210317150545-20-618667/195-warga-semarang-positif-usai-divaksin-mayoritas-nakes). Medan-Dua orang yang telah disuntik vaksin COVID-19 di Sumatera Utara dinyatakan positif Corona (https://news.detik.com/berita/d-5476074/2-orang-di-sumut-positif-corona-meski-sudah-disuntik-vaksin).

Sebelumnya, beberapa pejabat publik diketahui terpapar Virus Corona usai menerima suntikan vaksin Sinovac. Di antaranya, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Siti Rohmi Djalilah, Bupati Serang Ratu Atut Chasanah, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, hingga Bupati Sleman Sri Purnomo (Info grafis Efek Samping yang bisa timbul usai vaksinasi covid-19 (Foto: CNN Indonesia/Fajrian).

Kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia tetapi terjadi juga di luar negeri. “Setelah divaksin ada individu yang terinfeksi virus dari COVID-19, salah satu yang ditimbulkan pada 3 Januari adalah 240 warga Israel positif COVID-19,” kata dr Erlina Burhan selaku Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PPPDPI) dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, Sabtu 23/1/21 (health.detik.com).

Menurut dr. Erlina, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab seseorang bisa terkena COVID-19 meski baru beberapa hari disuntik vaksin Corona. Salah satunya adalah karena mereka sudah terpapar virus pada beberapa hari sebelum divaksin.

Baca Juga :  Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Pamulang Adakan PKM “Pelatihan Alat Ukur Presisi” kepada Siswa-Siswi di SMKN 5 Kota Tangerang Selatan

Tantangan yang dihadapi terhadap masalah diatas

Seluruh warga negara harus terus mendukung Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dijalankan antara lain dengan adanya pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro hingga hingga desa bahkan kelurahan, aparat pemerintah bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memastikan protokol kesehatan 5M tidak kendor.

Kemenkes bekerjasama dengan Satgas Penanganan COVID-19 melakukan komunikasi yang intensif dengan seluruh kepala satgas COVID-19 di Provinsi dan Kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus, memastikan berbagai aturan yang sudah ada ditegakkan sesuai dengan protokol, mengambil tindakan-tindakan yang komprehensif untuk memastikan bahwa pemerintah siap mengantisipasi kondisi tersebut. Selanjutnya, menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga benar-benar siap ketika ada penambahan kasus, dan terakhir memperkuat testing, tracing, isolasi, dimana ini supaya masyarakat yang positif dipisahkan supaya tidak menyebar lebih lanjut dari masyarakat.

Artikel ini dikirim Oleh : Masri  Desy Suzanna Tobing, Mahasiswa Program Magister Keperawatan Peminatan Manajemen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Jakarta pada Rabu, 26/5/2021 dan isi dari artikel ini menjadi tanggungjawab dari penulis/pengirim.