Beranda Berita Photo Pembelajaran Sistem Daring ‘Kebijakan dan Tantangan Mahasiswa Keperawatan di Masa Pandemi Covid...

Pembelajaran Sistem Daring ‘Kebijakan dan Tantangan Mahasiswa Keperawatan di Masa Pandemi Covid 19’

BERBAGI
Gambar Ilustrasi Dok Net

BeritaTangsel.com — Pandemi COVID-19 telah berdampak kepada semua aspek kehidupan manusia secara global Dan juga berdampak pada dunia pendidikan, termasuk pendidikan tinggi.

Berdasarkan penetapan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), Kebijakan pelaksanaan pembelajaran daring secara global diterapkan di hampir semua insitusi pendidikan tinggi (Crawford et al., 2020)

Mengacu dalam SE Kemendikbud, dalam hal ini dunia pendidikan salah satunya Mahasiswa kesehatan memerlukan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan praktik di laboratorium.

Sebagaimana diketahui, Pandemi COVID-19 memaksa perubahan dalam pencapaian kompetensi pada pembelajaran laboratorium. Praktik simulasi adalah salah satu strategi pengajaran dan pembelajaran yang efektif.

Berbagai tantangan dihadapi oleh mahasiswa terkait penerapan kebijakan pembelajaran daring di Indonesia. Institusi pendidikan tinggi juga diwajibkan terus berupaya untuk menata pendidikan keperawatan menjadi pendidikan professional. 

Tujuannya agar mahasiswa mendapatkan pendidikan dan pengalaman belajar sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan (Nurhidayah, 2011, dalam Lestari, 2014), Pada perkembangannya pembelajaran online tentunya terdapat peluang dan tantangan dalam pengembangan pendidikan keperawatan. 

Peluang tersebut antara lain adalah kebijakan institusi, upaya mencapai tujuan pembelajaran oleh dosen penanggung jawab, serta fleksibilitas media pembelajaran. 

Tantangan muncul dari berbagai faktor yaitu dari kompetensi pendukung dalam penguasaan konsep, pada proses pembelajaran, dan pada faktor lingkungan mahasiswa. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang dialami siswa atau mahasiswa yang ditandai dengan adanya hambatan hambatan tertentu yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan belajar. 

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi ketidak tercapainya tujuan belajar yang terukur pada keberhasilan pembelajaran yaitu: kapasitas mahasiswa, kualitas guru/dosen, kualitas lingkungan pembelajaran, dan kualitas proses pembelajaran. Dari keempat faktor tersebut, dua yang Faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yaitu; kapasitas mahasiswa, kualitas guru dan kualitas proses pembelajaran.

Baca Juga :  Ditreskrimsus PMJ Tangkap Tersangka Pejual Data Nasabah Bank BCA

Hambatan lainnya terkait fasilitas yang belum memadai dari mahasiswa maupun pihak institusi pendidikan seperti tidak memiliki laptop atau sinyal yang tidak memadai. Darmalaksana ﴾2020﴿ berpendapat bahwa pembelajaran online melalui pendekatan partisipatoris terlebih pada masa WFH akibat penyebaran COVID‐19 terbukti efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran sebagai perwujudan tantangan pemimpin digital pendidikan tinggi.

Manfaat tersebut akan memberi keuntungan kepada masing-masing pihak, diantaranya : 

Institusi dapat mengatasi keterbatasan kelas apabila kelas perkuliahan kurang sekiranya perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka. Keluhan selama ini sudah  bisa teratasi dengan adanya pembelajaran daring. Dosen dapat memanfaatkan waktu luang untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kurangnya para dosen melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selama ini disinyalir karena kurangnya waktu. Dengan banyaknya waktu luang keluhan waktu selama ini dapat teratasi. 

Mahasiswa keperawatan yang kuliah sambil bekerja dan berdomisili diluar kota sangat terbantu sekali karena tidak perlu datang ke kampus untuk belajar cukup melalui internet. Belajar daring bisa dilakukan dimana saja, Di samping itu juga dapat mengatasi keterbatasan biaya. (Iskandar et al., 2020)

Pada saat kuliah online dosen akan memberikan tugas selain menyampaikan materi, mahasiswa akan lebih aktif mecari tugas yang di berikan dosen sehingga keterampilan mahasiswa akan meningkat seiring berjalannya pembelajaran melalui daring.

Ketepatan  waktu untuk pembelajaran online lebih di butuhkan karena pembelajaran online lebih singkat dari kuliah di kela. Toleransi keterlambatan belajar dikelas mengakibatkan kuliah  dikelas menjadi lebih lama, saat pembelajaran online mahasiswa dapat merekam materi yang di sampaikan dosen dan dapat diputar kembali. Tentu cara ini lebih efektif  dari belajar dikelas,  apalagi untuk mahasiswa yang malu bertanya ketika lupa dengan apa yang dijelaskan. 

Baca Juga :  Pohon tumbang, arus lalu lintas tersendat

Walaupun dikelas sudah membuat catatan tapi catatan tidak bisa sedetail dari video. Tempat Kuliah online dapat dilakukan dimana saja sehingga menjadi kenyamanan tersendiri untuk mahasiswa atau dosen melakukan kelas tanpa harus datang ke kampus.

Tidak semua mata kuliah bisa online, ada mata kuliah tertentu yang membuat dosen tidak bisa melakukan perkuliahan online karena harus ada pertemuan langsung seperti mata kuliah yang berhubungan dengan praktikum dikarenakan saat praktikum membutuhkan pemantauan secara langsung.

Pelajaran yang biasanya dilakukan secara praktik akan merasa kesulitan ketika daring, seperti keterbatasan alat-alat dalam pembelajaran dan fasilitas lain yang tidak dimiliki oleh semua mahasiswa. Kelancaran praktikum dapat terlaksana dengan adanya  sarana dan prasarana yang lengkap. Selain itu apabila mahasiswa melakukan praktek melalui video conference dosen tidak dapat melihat apakah posisi mahasiswa sudah benar atau belum karena penglihatan hanya terlihat dari satu sudut pandang dan tidak dapat melihat dari sudut pandang lain.

Beberapa metode pembelajaran ini bisa dilakukan selama pandemi:

Melakukan kegiatan praktikum onsite: Kegiatan ini dilakukan dengan menentukan materi yang sering di gunakan selama penelitian dan selama kerja serta materi apa saja yang akan di sampaikan dengan melakukan metode shifting dan penerapan protocol kesehatan  

Skill auskultasi: Perlu dilakukan dalam mendalami skill auskultasi, physical assessment yang merupakan bentuk weekly task dari dosen untuk mahasiswa, seperti cara mengenali tanda-tanda vital pada anggota keluarga atau teman yang ada di sekitar mahasiswa. 

Simulasi virtual: Bisa dilakukan menggunakan aplikasi, video, maupun media. Untuk mempermudah mahasiswa mengulang kembali apa yang sudah di praktek kan dan bisa mengimplementasikan secara nyata.

Artikel ini Dikirim Oleh Dahlia Mailiza Mahasiswa Program Magister Keperawatan Peminatan Manajemen Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Jakarta. Pada Sabtu, 22/5/2021 dan dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis.