Beranda Berita Photo Dampak Pandemi Covid-19 pada Lingkungan

Dampak Pandemi Covid-19 pada Lingkungan

BERBAGI

BeritaTangsel.com — Pada kondisi saat ini, lingkungan kehidupan sangat terkena dampak pandemic dikarenakan semua kegiatan terhambat dan tidak terlaksana. 

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut parah coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (Islam et al., 2020; Nghiem et al., 2020; Wang et al., 2020). Sangat mudah meningkat pesat penyebaran virus melalui perantara ataupun dari manusia kemanusia.

Virus ini akan tersebar langsung jika adanya kontak fisik langsung atau tetesan air liur yang dihasilkan dari batuk, bersin dan sebagainya. Gejala apabila terkena COVID-19 biasanya demam, menggigil, sakit tenggorokan, mual, diare, muntah, batuk, mudah kelelahan, dan kesulitan dalam bernafas (Huanget al,2020;.. Wang et al,2020). Kasus yang parah dapat menyebabkan cedera jantung, gagal napas, sindrom gangguan pernapasan akut, bahkan kematian (Holshue, 2020; Wang et al., 2020). 

Dengan diundangkannya Undang-undang No.32 Tahun 2009, dapat dikatakan bahwa: undang-undang telah menempatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai jaminan hak asasi warga Negara yang diatur dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak terpenuhi diakibatkan kurangnya penegakan dalam pemulihan lingkungan hidup bekas tambang khususnya pada kondisi pandemic saat ini.

Seiring dengan munculnya bencana pandemic Covid-19, yang menyebabkan lemahnya dan berkurangnya kegiatan investasi sehingga terjadi penurunan nilai saham dan bisnis dari perusahaan-perusahaan tambang membuat mereka banyak melakukan pemangkasan budget terutama soal urusan pemulihan lingkungan, bahkan sampai ada perusahaan yang gulung tikar atau pailit sehingga tidak mampu melakukan pemulihan lingkungan bekas tambang (Arkadia Digital Media, 2020). 

Tingkat kematian jika terkena virus ini dari berbagai belahan dunia dapat diilustrasikan melalui kurva pada (Gambar 1). Orang tua dan anak bayi sampai balita sangat rentan terkena virus ini, dikarenakan kekebalan imunitasnya. Untuk mengendalikan penyebaran virus dan mengurangi angka kematian, pemerintah dari sebagian besar negara yang terkena dampak mulai membatasi pergerakan kegiatan seperti semestinya. 

Baca Juga :  Dalam Rangka HUT TNI Kapolsek Cisauk dan Sekcam Kec Cisauk kunjungi Sat Bravo Rumpin

Dan dicetuskan budaya 3M yaitu Memakai Masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan. Serta diadakannya Work From Home (WFH) diberbagai negara demi memenuhi kesenjangan social. Semua kebiasaan ini dilaksanakan agar terputusnya rantai penyebaran virus dari manusia kemanusia.

Kasus gangguan pernapasan akut yang lebih dikenal dengan virus Corona atau COVID-19 masih menjadi berita utama di sebagaian besar media masa dunia tahun 2020 ini.

COVID-19 ini merupakan virus yang sangat berbahaya terbukti dengan pernyataan WHO yang mengatakan bahwa virus ini merupakan pandemi global setelah jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 121.000 kasus.

Semakin tua umur seseorang maka kemampuannya pun semakin terbatas dan berakhir pada kematian; penyakit, WHO pada tahun 2014 menunjukan bahwa penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah) merupakan penyebab kematian tertinggi di Asia tenggara termasuk Indonesia yaitu sebesar 37%. Penyakit kardiovaskuler menyumbang lebih dari 80% kematian serta penyakit paru-paru obstruktif krinok sebesar 90% rata-rata terjadi di negara berpendapatan menengah kebawah.   

Dengan demikian, ketika kita mengetahui pengetahuan mengenai virus ini setidaknya kita membagi ilmu dan mengedukasikan kepada orang sekitar. 

Dikarenakan banyak sekali yang masih belum mengerti dan selalu terbengkalai mengenai virus ini baik gejala sampai akibatnya. Pada hakikatnya banyak pula OTG (Orang Tanpa Gejala) yang kemungkinan besar menularkan virus tersebut. Selain 3M terdapat solusi atau alternative lain untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terkena Covid-19, yaitu :

  1. Melakukanhal positif agar tidak terjadi pemikiran atau hal negatif yang akan menimbulkan stress sehingga menurunnya kekebalan imunitas.
  2. Selalu mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi.
  3. Usahakan olahraga secara rutin. 
  4. Pola tidur yang terjaga agar tidak terjadi kelelahan.
  5. Melakukan meditasi untuk mengendalikan kecemasan, Mediasi adalah teknik sederhana untuk melatih focus pikiran dan meningkatkan rasa tenang yang umumnya dilakukan dengan kondisi duduk tenang serta mengatur pernapasan perlahan dan teratur selama kurang lebih 15-20 menit.
Baca Juga :  PKM Unpam Bimbing Penataan Manajemen Koprasi BUM

Tulisan ini di Kirim Oleh : Laila Yayu Salsabila Mahasiswi Untirta melalui email dan Isi dari tulisan ini menjadi Tanggungjawab Penulis.