Beranda Uncategorized Matroji Juragan Muda FBR Tangsel: Dinamika Politik Itu Biasa, Pemilu Damai Itu...

Matroji Juragan Muda FBR Tangsel: Dinamika Politik Itu Biasa, Pemilu Damai Itu Luar Biasa

BERBAGI

TANGSEL, Beritatangsel.com – Jelang Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Serentak 2020 ini, mengundang perhatian banyak kalangan. Pasalnya, di sejumlah tempat, ada anggota keluarga tokoh-tokoh yang sedang menjabat di berbagai posisi pemerintahan.

Salah satunya, Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menjadi salah satu pilkada yang membetot perhatian publik dan dinamika elektabilitas Paslon peserta Pilkada Tangsel sendiri hingga menjelang pencoblosan hati Rabu 9 Desember 2020 mendatang.

Kemudian, situasi dan kondisi saat ini, keamanan Pemilu menjadi prioritas, khususnya di wilayah-wilayah yang memang sedang melakukan pemilihan langsung pada tanggal 9 Desember 2020. Serta bagaimana tanggapan Tokoh Muda Tangsel tentang kondisi Pemilu saat ini?

“Saya sebagai Tokoh muda dan juragan muda FBR Tangsel mendukung penuh Pemilu yang Damai di Kota Tangsel, khususnya,” ungkap Matroji Dian Swara, saat dikonfirmasi, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, jangan sampai demokrasi yang sudah terbina cukup baik di Tangsel ini, hancur akibat ulah segelintir oknum-oknum nakal yang tidak bertangung jawab.

Lebih lanjut Matroji mengatakan filosofi JAGA KAMPUNG. “Jangan sampai demokrasi rakyat hancur karena ulah oknum-oknum yang tidak bertangung jawab. Bahkan ketua umum FBR KH. Lutfi Hakim selalu mengatakan JAGA KAMPUNG, maka kami dari FBR Tangsel wajib mengamankan pemilu secara damai, tertib dan lancar” kata Tokoh Muda ini yang juga pengusaha.

Imbuhnya, Pemilu adalah mekanisme penting dalam proses demokrasi di Indonesia, sebagai negara merdeka dan berkedaulatan penuh sejak 74 tahun lamanya.

Pemilihan umum idealnya merupakan pesta demokrasi yang damai dan penuh sportivitas. “Tujuan pemilu adalah untuk memberikan warga negara Ini sebuah kesempatan untuk memilih secara bebas pemimpin yang dianggap pantas menjadi kepala daerah terlepas apakah para calon berasal dari partai politik atau bukan,” tutur Putra Betawi ini.

Baca Juga :  Bersama Kemenpora Yayasan Sultan Al-Amin Gelar Seminar Tingkatkan Jiwa Kepemimpinan Pemuda

Matroji berharap, Tangsel di era kedepan, siapa pun yang terpilih menjadi walikota dan wakil walikota, semakin membuat kota yang punya motto CMORE (Cerdas Moderen Religius) semakin maju.

“Maju Kotanya, maju Sumber Daya Manusianya, Bahagia Warganya, Lanjutkan Tangsel sebagai Kota yang Mandiri” harapnya.

Disisi lain, Kota Tangsel memang terbilang masih muda sebagai kota, namun melihat perkembangan pembangunan infrastrukturnya sangat signifikan, yang menjadikan kota mandiri dan maju.

“Siapapun yang terpilih nantinya, harus melanjutkan pembangunan yang sudah dilakukan sampai dengan hari ini. Dan kami FBR Tangsel, Siap Jaga Kampung, Siap Jaga Pemilu Damai, Siap Jaga Kondusifitas” imbuhnya.

Dia katakan kembali bahwa dinamika politik itu biasa, Pemilu damai itu luar biasa. “Yuk kita datang ke TPS masing-masing pilih pemimpin yang mempunyai visi misi jelas kedepannya untuk kota yang kita cintai ini,” dorongnya.

Kriteria calon Walikota Tangsel itu, pertama, harus memahami betul tentang daerah yang akan dipimpinnya baik dari sisi SDM nya, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan maupun yang lainnya.

Kedua, dekat dengan rakyat dalam arti memahami keinginan rakyatnya terutama mengangkat perekonomian rakyat agar kesejahteraan meningkat.

Saya menginginkan generasi muda kita ke depan bisa mandiri dengan usahanya, apalagi di tengah era digitalisasi ini generasi muda juga dituntut meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan dibidang teknologi.

Peran serta swasta juga diharapkan bisa membantu pemerintah dalam membina generasi muda.

Sebelum mengakhiri penyampaian, Matroji menjelaskan, terkait definisi Smart. “Yang dimaksud diantaranya, Smart pendidikannya, Smart sampahnya, Smart lingkungan hidup, Smart budaya, Smart SDM nya, yang semuanya harus dikelola dengan baik,” paparnya.

“Jadi meningkatkan kualitas SDM sangat penting bagi Tangsel melalui pengelolaan pendidikan, misalnya wajib belajar 12 tahun, pendidikan gratis, sekolah tanpa dibatasi sistem zonasi, lalu peningkatkan kualitas pendidik dan peningkatan skill masyarakat serta aparatur sipil,” pungkasnya. (Red)