Beranda agama Alien dalam Perspektif Sains dan Agama Islam

Alien dalam Perspektif Sains dan Agama Islam

BERBAGI

BERITATANGSEL.COM,- Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah tuhan yang Maha Mencipta. Makhluk-Nya tak terhingga banyaknya, sebagian dari makhluk-Nya ada yang kita ketahui dan begitubanyak juga yang tidak kita ketahui. Apalagi bila kita berbicara tentang makhluk ghoib maka lingkup pembicaraannya akan semakin luas lagi. Allah Subhanahu wa Ta’ala memang mewajibkan percaya atas keberadaan makhluk ghoib, sebagaimana yang di sebutkan di Surat Al-Baqarah ayat 2-4 yang artinya:

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Al-Baqarah:2).

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Al-Baqarah:3).

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (Al-Baqarah:4).

Tentu saja bila dikaitkan dengan makhluk ghoib yang jenisnya beragam adanya makhluk asing juga yang di sebut Alien di langit atau luar bumi, menjadi sesuatu yang bukan mustahil. Tetapi bila Alien yang dimaksud adalah makhluk biologi yang cerdas secara ekplisit Al-Qur’an memang tidak ada yang menyebutkannya.

Meski begitu bukan berarti tidak ada isyarat ke arah tersebut sama sekali. Saya mencoba membaca buku yang berjudul ‘Sains dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah’ karya Dr Nadiah Thayyarah. Al-Qur’an ternyata membenarkan adanya makhluk lain di luar Bumi.

Hal itu dibenarkan dalam firman Allah yang berbunyi, “Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi yaitu semua makhluk melata, dan para malaikat hanya bersujud kepada Allah. Dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (An-Nahl: 49).

Selain ayat tersebut, Allah SWT pun bersabda di ayat lain, “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi dan makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki.” (Asy-Syura: 29).

Baca Juga :  91 Komoditas pertanian dari 20 negara dimusnahkan Kepala Badan Karantina Pertanian

Allah SWT pun menegaskan dalam surat An-Nur ayat 45 di mana semua makhluk melata yang diterangakan sebelumnya adalah terbuat dari air.

“Dan Allah menciptakan semua makhluk melata dari air. Sebagian dari mereka ada yang berjalan di atas perutnya, sebagian lagi berjalan dengan dua kaki, dan sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-nur: 45).

Dari penjelasan tersebut, mungkin sebagian dari Anda berpendapat kalau malaikat termasuk dalam kelompok melata yang disebutkan. Tetapi, itu pandangan yang salah. Sebab, malaikat terbuat dari cahaya dan tidak berjalan di atas Bumi. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘dabbah’ (makhluk melata) itu ialah makhluk hidup yang anggota tubuhnya disusun dari air sebagai unsur pembentuk utamanya, di mana pun makhluk itu berada.

Dalam buku yang sama, diterangkan bahwa sejumlah pakar astronomi menyatakan, tidak aneh jika terdapat kehidupan di sebagian benda-benda angkasa. “Yang aneh adalah jika di sana tidak ada kehidupan,” ujar pakar astronomi.

Badan Antariksa Amerika, NASA mengumumkan, meteroid yang jatuh di Australia pada bulan Mei tahun 2019 yang lalu mengandung zat asam amino. Zat ini merupakan mineral utama pembentuk kehidupan. Dengan demikian, kehidupan lain di luar Bumi adalah mungkin adanya.

Pada tahun 1974, sebuah misi awal berhasil dikirimkan untuk menyelidiki peradaban semesta. Peluncuran misi ini sendiri memakan waktu 3 menit. Misi ini dicanangkan untuk menyediakan informasi-informasi penting mengenai kondisi peradaban dunia dan penduduk-penduduknya.

Misi ini hendaknya mendapat masukan dan saran dari dunia internasional karena pentingnya misi ini bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bagi segelintir orang yang bekerja dalam misi tersebut.

Baca Juga :  Polsek Ciledug Gelar Apel penangulangan bencana banjir

Menurut Dr. Akhsin Shakho Muhammad, seorang pakar Ilmu Al-Qur’an jebolan Madinah sekaligus pendiri dan pengasuh Ma`had Darul Qur’an di Arjawinangun, Cirebon mengiyakan bahwa Al-Qur’an mengindikasikan keberadaan makhluk hidup lain di ‘langit.’

“Jadi kalau kita lihat teks di Al-Qur’an memang demikian bunyinya. Dabbatun artinya makhluk melata. Artinya dia hidup,” kata Akhsin merujuk pada surat As-Syura ayat 29.

Hanya saja, menurut dia, kita belum mengetahui bentuknya hingga saat ini. Terkait hal itu, kata Akhsin, bisa diserahkan pada sejarah serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang jelas, ia menegaskan, umat Islam harus meyakini bahwa Allah memang menciptakan makhluk hidup di langit yang dalam Al-Qur’an disebut samawati. Arti kata samawati, kata Akhsin, bisa berarti tingkatan-tingkatan langit. Bisa tingkat pertama, tingkat kedua dan seterusnya. Secara umum samawati juga bisa diartikan sebagai bintang-bintang. Bahkan seluruh wilayah yang posisinya di atas bumi bisa disebut samawati.

Menurut Penulis Tafsir Almisbah Quraish Shihab mengiyakan pendapat tersebut. Ia mengatakan, Al-Qur’an biasanya menyinggung makhluk yang tersebar di langit dan di bumi dengan bahasa maa fil samawati wa ma fil ardh. Makhluk-makhluk yang dimaksud tersebut, merunut pengertian kata dia, adalah makhluk-makhluk berakal.

“Hanya saja tidak spesifik disebutkan seperti apa makhluk-makhluk tersebut,” kata Quraish Shihab. Menurut dia, sebagian ulama menerjemahkan makhluk-makhluk berakal tersebut sebagai malaikat atau jin.

Pada akhirnya, kata Quraish, semisal nantinya pencarian ilmiah membuktikan bahwa ada organisme-organisme hidup di planet lain, umat Islam sejatinya tak perlu terguncang imannya. Bahkan, melalui isyarat-isyarat dalam Al-Quran, umat Islam bisa ikut membenarkan penemuan-penemuan tersebut.

“Jadi, yang kita dapatkan adalah kepercayaan berganda, dari penelitian ilmiah, dan dari kitab suci,” katanya.

Baca Juga :  Pemkot Tangsel Dapat Predikat Innovative Government Award (IGA)

Saya pun sebagai penulis berperdapat bahwa adanya alien itu TIDAK ADA, meskipun ada itu adalah bangsa jin. Dan sampai saat ini keberadaan alien dalam ilmu pengetahuan masih belum bisa di pastikan bahwa ada di bumi maupun di luar bumi.

Di dalam Al-Qur’an pun tidak menyebutkan alien secara eksplisit, namun para ulama-ulama masih berdebat tentang alien itu adalah bangsa jin atau pun makhluk hidup lainnya yang di ciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saya menyakini bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna yang ciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun alien itu akan dibuktikan secara nyata oleh NASA maupun para ilmuwan, saya menyakini bahwa itu adalah kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai Sang Pencipta. Wallahu a’lam bis-shawab. (Ary)

Penulis: Fa’iq Baihaqi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis