BERITATANGSEL.COM,- Ratusan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar aksi keadilan. Masa aksi berajalan dari depan gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menuju titik aksi di gedung Rektorat UIN Jakarta. Sambil sama-sama menyanyikan “Katanya pesta demokrasi, nyatanya hasil lobi-lobi. Pemira terserah Amany, KPK tolonglah ke sini” (20/03)
Aksi tersebut di sebabkan bobroknya Pemilu Raya (Pemira) yang menggunakan sistem E-voting, yang di selenggrakan pada Selasa, 19 Maret 2019.
Rahmad, salah satu Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan mengatakan, banyak indikasi kecurangan dalam E-Voting seperti kurang di sosialisasikan. Juga E-Voting tersebut di lakukan mulai pukul 00.00 WIB dan di tutup pukul 16.00 WIB, sedangkan jam kerja Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (Pustipanda) UIN Jakarta mulai pada pukul 7.30 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Sehingga mahasiswa UIN Jakarta mempertanyakan siapa yang mengawasi dan menjaga Pustipanda di pukul 00.00 sampai pukul 7.30 WIB. (20/03)
“Demo kali ini karena kita melihat banyak indikasi kecurangan E-Voting kemarin. Seperti kurang di sosialisasikan. E-Voting di lakukan pada pukul tengah malam dan di tutup pukul 16.00, sedangkan jam kerja Pustipanda mulai pukul 7.30. Di sini sudah terlihat indikasi-indikasi kecurangan. Tambah lagi, yang kita ketahui dalam Pemira tersebut menggunakan sistem pencoblosan, bukan menggunakan E-Voting.”, ujar, Rahmad
TB Damanhuri dalam orasinya mengatakan, Indikasi kecurangan yang di lakukan pihak Rektorat dan ketua KPU Pemira UIN Jakarta sangat terlihat. Pihakanya akan terus melawan kebobrokan sistem demokrasi di UIN Jakarta (20/03)
“Pesta demokrasi UIN Jakarta dari awal sudah bobrok. Indikasi kecurangan ketua KPU Pemira UIN Jakarta sudah terlihat telanjang. Kami tidak akan menyerah melawan kebathilan yang di lakukan pihak sebelah”, tegasnya, TB Damanhuri (Ary)
