Ciputat, Beritatangsel.com – Sayur mayur di Tangerang Selatan mengalami kenaikan signifikan.
Ibu-Ibu pun teriak dengan kenaikan harga tersebut, khususnya pada bawang dan cabai.
Hal tersebut disuarakan oleh Yulistiawati (53) warga asal Ciputat, Tangerang Selatan. Ia terpaksa harus mengurangi takaran cabai rawit pedas, dalam setiap menu masakan yang disajikan di warung makan miliknya.
“Sekarang bawang dan cabai mahal, semua sudah naik,” ujar Yulis saat ditemui di Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (20/3/2018).
Wanita berusia 53 tahun tersebut berharap kenaikan cabai yang mencapai seratus persen tak berdampak banyak pada warung makan miliknya. Terlebih dampak kenaikan komoditas bahan pokok lainnya.
“Saya kan jualan menu pedas, kalau harga cabai naik, saya harus cari cara. Mudah – mudahan enggak mengurangi cita rasa masakan saya,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Lastri (46) warga Tangsel lainnya. Penjual sayur mayur di Pasar Ciputat ini menjelaskan kenaikan harga bawang dan cabai sudah terjadi dalam sepekan.
Menurutnya kenaikan dipicu kelangkaan pasokan dari Pasar Induk Kramat Jati. “Saya didrop dari Kramat Jati, barang sih ada terus, tapi enggak banyak. Makanya pada naik dari sananya,” kata Lastri.
Kenaikan harga dua komoditas cabai dan bawang ini bervariasi. Bahkan sampai 100 persen dari harga sebelumya.
“Naiknya Rp. 3.000, Rp. 10.0000 sampai dengan Rp. 10.000,” ungkapnya.
Ia menjual bawang merah seharga Rp. 28.000 per kilo. Dari sebelumya hanya Rp. 20.000 sampai Rp. 25.000 per kilo.
“Bawang putih dari Rp 30.000 menjadi Rp. 40.000 malah sampai Rp. 70.000 per kilo dari sebelumya Rp. 35.000 per kilo,” imbuh Lastri.
Sedangkan untuk cabai rawit merah dari sebelumnya Rp. 30.000 menjadi Rp. 60.000 per kilo. Cabai rawit hijau naik dari Rp. 20.000 menjadi Rp. 30.000.
“Semoga saja pasokan sayur mayur terutama bawang dan cabai, bisa kembali normal. Jadi harga – harga bisa kembali turun,” paparnya.
Sumber: Tangerangnews
Editor: Deza
