Beranda Berita Photo Pemkot Tangsel Akan Bebaskan Biaya Transfusi Darah

Pemkot Tangsel Akan Bebaskan Biaya Transfusi Darah

BERBAGI

Tangerang Selatan, Beritatangsel.com – Keuangan telah menjadi salah satu kendala untuk berobat, bahkan tidak sedikit juga orang yang meninggal karena tidak mempunyai uang untuk melakukan pengobatan atau untuk melakukan transfusi darah, bahkan pasien dan keluarga pasien kerap mengeluh dengan tingginya harga transfusi darah.

Dengan adanya permasalahan seperti ini, Pemkot Tangsel berupaya untuk mengurangi beban masyarakat dalam melakukan pengobatan dengan cara membebaskan masyarakat dalam biaya transfusi darah. Melalui Peraturan Walikota, rencananya hal tersebut akan diresmikan pekan ini.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah (UTD), harga darah perkantun 660 ribu yang semula harganya 360 ribu dengan metode Elisa.

“Jadi kami gunakan dua metode Elisa dan Nat berdasarkan Surat Edaran Menkes seharga 660 ribu perkantong, sesuai Permenkes untuk UTD di seluruh Indonesia” ucap Hanum selaku Manager Kualitas UTD Kota Tangsel (28/2/17).

Sementara, Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany berharap, dengan adanya pembebasan biaya pengganti pengolahan transfusi darah, dapat mengurangi beban pasien dalam menjalani pengobatan medis di kota Tangsel.

Pembebasan biaya Transfusi Darah ini, tentu sejalan dengan tujuan Kota Tangsel dalam membangun Sumber Daya Manusia yang cerdas dan mampu berdaya saing.

Untuk mendapatkan pembebasan biaya selama menjalani transfusi darah, warga cukup menunjukkan E-KTP Tangerang Selatan kepada pihak RSUD dan RS Swasta yang sudah menandatangani MOU dengan Dinkes Tangsel.

Selain itu, PLT Kepala Dinas Kota Tangel, Listya mengatakan, dari 27 Rumah Sakit Swasta yang ada di Tangsel, 17 diantaranya sudah bekerja sama dengan menandatangani MOU terkait UTD. Diharapkan ke 17 Rumah Sakit tersebut ikut terlibat dalam Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD).

Baca Juga :  53 Warganya Positif Covid-19, Perumahan Ini Disemprot Disinfektan Oleh Brimob Polda Metro Jaya Batalyon C

Prediksi kebutuhan darah adalah dua persen dari jumlah penduduk, atau sekitar 2.800 kantong perbulan. Dengan adanya rencana tersebut, masyarakat yang membutuhkan darah tidak perlu khawatir lagi dengan biaya pengelolaan yang harus dikeluarkan, “karena biaya pengelolaannya dari kami dan masyarakat Tangsel tidak perlu pusing lagi dengan urusan biaya untuk kembali sehat” pungkas Hanum. (*)

(Syr)