Beranda Berita Photo Mahasiswa SKI Kunjungi Keraton Kanoman

Mahasiswa SKI Kunjungi Keraton Kanoman

BERBAGI
Tour Guide tengah menjelaskan situs-situs yang ada di keraton Kanoman kepada mahasiswa SKI

Ciputat, Beritatangsel.com – Keraton Kanoman adalah cagar budaya yang menjadi peninggalan sejarah Islam di Cirebon. Keraton Kanoman merupakan hasil pembagian wilayah kesultanan Cirebon yang terpecah menjadi empat bagian, yakni  Keraton Kacirebonan, Keraton Kasepuhan, Keraton Keprabon dan Keraton Kanoman. Tak heran, Keraton Kanoman menjadi salah satu wisata budaya yang menjadi andalan Cirebon, berbagai wisatawan baik domestik maupun asing seolah dibuat penasaran dengan sejarah Keraton Kanoman, salah satunya adalah mahasiswa SKI Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Orientasi Kesejarahan (Orkes) Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (HMJ SKI) mengadakan kunjungan bersejarah di Goa Surnyaragi, Keraton Kacirebonan dan Keraton Kanoman, (15/10/2016). Selain unik dan menyimpan sejarah kebudayaan yang menarik, Keraton Kanoman selama ini ternyata belum terlalu ter expose.

“Keraton Kanoman itu adalah salah satu peninggalan budaya yang perlu diketahui oleh masyarakat, terutama mahasiswa sejarah kebudayaan Islam seperti kita ini,” ujar Ubaidillah, ketua HMJ SKI.

Keraton yang terletak di Jalan Winaon,kampong Kanoman, Lemah Wungkuk ini mempunyai wilayah yang cukup luas . Secara arsitektur, komplek Keraton Kanoman terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian depan kompleks, halaman pertama, halaman kedua dan halaman ketiga. Mahasiswa SKI mendapatkan pengetahuan lebih terkait peninggalan Islam di Cirebon ini. Muhammad Rofi Al-Aufa, mahasiswa SKI semester satu menyebutkan hal-hal yang ia dapatkan selama di keraton Kanoman.”Di dalam keraton kanoman kami diperlihatkan ruang singgasana, terdapat batu karang putih yang melambangkan awan dan cat berwarna hijau agar tidak merusak mata,” ujarnya.

Menurut catatan sejarah, keraton Kanoman ini dibangun sekitar tahun 1588 atau abad ke 16 oleh Mohamad Badrudin, biasa dikenal dengan nama Pangeran Kertawijaya bergelar Sultan Anom I. Keraton ini menunjukkan perjalanan pada saat Islam berkembang di Cirebon dan keindahan budaya Islam yang ditinggalkan. Fahmi Umar, mahasiswa SKI semester satu menambahkan bahwa di keraton Kanoman ini terdapat akulturasi budaya Islam dengan Hindu Budha.

Baca Juga :  Hanya Laporkan Ijazah SMA, Warganet Pertanyakan Jenjang Pendidikan Rahayu Saraswati

“Ada perpaduan antara budaya Islam dan Hindu Budha. Islam masuk ke Cirebon melalui jalur budaya sehingga itu menciptakan akulturasi baru yang bisa diterima oleh masyarakat Cirebon, terdapat tiang di sebelah kiri dan kanan yang melambangkan sholat lima waktu,” ujar Fahmi.

Fahmi menambahkan bahwa orang Hindu Budha pada saat itu bisa masuk masjid dalam rangka musyawarah dengan pejabat kerajaan setempat, ada wewangian dan kemenyan untuk mengawetkan kayu, anti rayap, anti demam berdarah dan mengharumkan ruangan. Selain itu, terdapat sesajen untuk makanan tikus agar tidak merusak ruangan. (Citizen Jurnalis)