Beranda Berita Photo Orangtua Korban Vaksin Palsu RSIA Mutiara Bunda, Pertanyakan Bahayanya Atau Tidak Vaksin...

Orangtua Korban Vaksin Palsu RSIA Mutiara Bunda, Pertanyakan Bahayanya Atau Tidak Vaksin Ulang

BERBAGI
Orang Tua Vaksin Palsu RSIA Mutiara Bunda

Kota Tangerang, Beritatangsel.com – Ratusan orang tua korban vaksin palsu yang mendatangi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda, di Jalan H. Mencong Nomor 3, Kelurahan Peninggilan Utara, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mempertanyakan apakah vaksin ulang berbahaya atau tidak. Mereka meminta pihak rumah sakit bertanggungjawab, dan berharap polisi dapat mengusut tuntas kasus kejahatan ini.

Sebelumnya diketahui, RSIA Mutiara Bunda mengakui membeli salah satu jenis vaksin dari distributor tidak resmi. Pihak rumah sakit akan bertanggungjawab dengan melakukan vaksin ulang.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabag Humas)  Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono mengatakan, pihak RSIA Mutiara Bunda menggelar diskusi terbuka di lapangan parkir belakang rumah sakit, sekitar pukul 12.34 WIB.

“Diskusi itu dihadiri kurang lebih 634 orang. Pada diskusi itu, pihak orangtua meminta penjelasan apakah berbahaya atau tidak jika melakukan vaksinasi ulang,” ujar Awi, Senin (18/7).

Dikatakan Awi, perwakilan BPOM Propinsi Banten Muhammad Kashuri menyampaikan, dari tujuh sampel yang diambil dan diperiksa dari RSIA Mutiara Bunda, hanya ada satu vaksin palsu yaitu jenis Tripacel.

“Vaksin itu dibeli dari perorangan (distributor tidak resmi), atas nama Narto yang saat ini sedang diperiksa Bareskrim Polri,” ungkapnya.

Awi menuturkan, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Banten Yanuar, menjelaskan pihaknya akan mendata ulang balita yang mendapatkan vaksin Tripacel di RSIA Mutiara Bunda, agar dapat melakukan vaksin ulang.

“Sementara itu, pihak IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Banten, menyampaikan jika sudah beberapa lama tidak ada efek samping, berarti zat yang masuk ke dalam tubuh tidak berbahaya. Rekomendasinya adalah agar dilakukan vaksinasi ulang. Tidak ada istilah terlambat dalam imunisasi, kapan saja bisa sebelum 18 tahun, istilahnya kejar imunisasi,” jelasnya.

Baca Juga :  Ini, Bebrapa RS di Tangsel Diduga Gunakan Vaksin Palsu

Awi mengungkapkan, dalam diskusi terbuka itu keluarga korban menyampaikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan diantaranya, sudah tidak percaya lagi dengan RSIA Mutiara Bunda dan meminta IDI merekomendasikan rumah sakit untuk vaksin ulang.

Selain itu, keluarga juga meminta ganti rugi biaya vaksin. Kemudian, mempertanyakan mengapa rumah sakit membeli vaksin dari distributor tidak resmi. Penyuntikan vaksin palsu adalah kejahatan, dan mereka meminta kepada polisi menuntaskan kasus ini.

“Bagaimana bisa rumah sakit lalai dalam pembelian terhadap distributor tidak resmi? Kapan pelaksanaan vaksinasi ulang? Apa sanksi rumah sakit jika terbukti menggunakan vaksinpalsu? dan lainnya,” kata Awi.

Merespons pertanyaan pihak keluarga, pihak Dinkes Propinsi Banten menyatakan, sudah menyiapkan jadwal vaksinasi ulang di setiap Puskesmas.

“Sementara perwakilan RSIA Mutiara Bunda mengatakan, rekam medis adalah hak pasien dan pihak rumah sakit siap memberikan rekam medis. Untuk jadwal vaksinasi ulang akan dilaksanakan pada Agustus 2016 minggu pertama,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Irman Sugema menyampaikan, agar segera dilakukan pendataan dan vaksin ulang kepada korban. Terkait kasus, polisi masih bekerja dan memerlukan waktu untuk mengungkapnya.

“Bareskrim Polri masih melakukan penyelidikan dan penyidikan. Sampai sekarang sudah 13 orang ditetapkan sebagai tersangka vaksin palsu. Kami perlu waktu, junjung asas praduga tak bersalah,” katanya.

Kegiatan diskusi terbuka di RSIA Mutiara Bunda selesai sekitar pukul 14.15 WIB. Selanjutnya, para keluarga korban vaksin meninggalkan lokasi, situasi aman dan tertib. (Putra)