Beranda Berita Photo Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang

Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang

BERBAGI
Taman Buaya Tanjung Pasir
Taman Buaya Tanjung Pasir
Taman Buaya Tanjung Pasir

BT.com – Sebuah patung buaya berukuran besar yang terletak 20 m dari tepi jalan, di tengah-tengah jalan masuk dan jalan keluar Taman Buaya Tanjung Pasir yang lebar.

Loket pembayaran berada 150 m dari patung buaya, dengan halaman parkir sangat luas berada di sayap kiri kompleks Taman Buaya Tanjung Pasir ini. Lokasi kolam-kolam buaya masih 200 m lagi dari loket, dan mobil bisa masuk ke dalam hingga di area sekitar tepian kandang buaya.

Pengunjung bisa melihat dari seluruh tepian kandang tanpa perlu khawatir terkena panas matahari, karena di sekeliling kandang dinaungi oleh atap peneduh, dengan beberapa tempat duduk sederhana untuk sekadar melepas lelah sambil menikmati suasana.

Kata buaya dalam bahasa Inggris, crocodile, berasal dari sebutan krokodilos yang digunakan orang Yunani untuk buaya yang mereka lihat di Sungai Nil. Kroko berarti ‘batu kerikil’, dan deilos berarti ‘cacing’ atau ‘orang’, karena buaya yang mereka lihat sering berjemur di tepian sungai berbatu.

Puluhan buaya tengah bermalasan di salah satu dari empat kandang pemeliharan Taman Buaya Tanjung Pasir dengan sebuah kolam di tengahnya. Kandang-kandang buaya itu dibedakan berdasarkan umur mereka.

Koleksi buaya di Taman Buaya Tanjung Pasir ini mencapai 500 ekor lebih, dari yang masih kecil sampai yang berumur 40 tahunan. Hanya sedikit buaya yang bisa berumur 70 tahun lebih. Jika tidak berendam di dalam air, buaya biasa berjemur di tepian kolam.

Sayangnya, Taman Buaya Tanjung Pasir tampaknya tidak menyediakan atraksi buaya bagi pengunjung, kecuali jika kebetulan petugas tengah memberi makan, atau pemandangan ketika petugas mengambil telur dengan membawa tongkat bambu pengusir buaya.

Selain kulitnya digunakan sebagai bahan pembuat tas, dompet dan lainnya, daging buaya bisa dimasak atau dibuat sate dan dapat dinikmati oleh pejalan di rumah makan di seberang jalan, namun saya tidak menyempatkan untuk mampir. Rendaman tangkur (penis) buaya yang dikeringkan konon juga bisa menambah ketahanan para pria dalam bercinta.

Baca Juga :  Musim Kemarau Mengakibatkan 3 Pintu Air Cisadane Rusak

Sebuah kolam dangkal dengan permukaan kering cukup luas di Taman Buaya Tanjung Pasir berisi puluhan buaya kecil yang berumur beberapa minggu. Ada pula kolam lain yang berisi buaya muda yang belum lama ditetaskan.

Tidak semua telur buaya ditetaskan, namun ada juga yang dijual, dan ada pula yang ditawarkan sebagai salah satu menu makanan, meskipun tidak selalu ada karena tergantung musim bertelur. Satu telur buaya harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Ada pula kandang kecil dengan buaya berukuran sedang yang bergerombol saling tumpang tindih di pinggiran kolam. Agak jauh di sebuah kolam besar di sisi sebelah kanan Taman Buaya Tanjung Pasir terdapat buaya-buaya yang telah berumur dewasa. Buaya-buaya ini biasanya diberi makan sekali sehari, atau sedikitnya lima hari dalam seminggu.

Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan salah satu penangkaran buaya yang tersebar di beberapa kota lainnya, seperti di Balikpapan, Medan, Cikarang, Subang, Serang, Pekanbaru dan beberapa kota lainnya, sehingga Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor kulit buaya yang cukup besar.

Penangkaran Buaya Tanjung Pasir merupakan tempat sayang untuk dilewatkan jika anda berkunjung ke Pantai Tanjung Kait atau Kelenteng Tjo Soe Kong. Taman Buaya Tanjung Pasir juga berjarak hanya berjarak 2 km dari Pantai Tanjung Pasir yang saya kunjungi setelah dari tempat ini.