Beranda Berita Photo Slow but Sure, Perlahan Tapi Pasti

Slow but Sure, Perlahan Tapi Pasti

BERBAGI

merpatiUngkapan ini rasanya tepat sekali untuk menggambarkan sikon yang saat ini sedang dirasakan oleh sekitar 500 Pensiunan Merpati Nusantara Airlines. Perlahan tapi pasti, kami sedang menuju sakratul maut, setelah mendengar bahwa Dana Pensiun perusahaan tsb akan ditutup.

Saya dengar sudah beberapa kali Pengurus Perhimpunan Purnabhakti MNA mengirimkan surat ke Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (terakhir tgl 22 Februari 2015), namun nampaknya beliau-beliau yang ada di sana kurang responsif. Kami merasa seolah-olah sedang berhadapan dengan sebongkah batu karang yang tidak bergeming walau diterjang ombak dan badai.

Surat-surat yang sudah sangat jelas mengajak kita semua mengikuti rekam jejak MNA sejak awal berdirinya dimana para perintisnya telah berjuang dengan penuh semangat, kegigihan, keberanian, bahkan kenekatan menghadapi segala keterbatasan yang dimiliki agar tetap eksis, ternyata tidak mempan juga meruntuhkan/meluluhkan/menggugah hati nurani DK OJK.

Mau demo, pastinya harus berfikir beribu ribu kali: bagaimana mengumpulkan manusia-manusia renta yang sudah bau tanah dan sebentar lagi jadi fosil. Rasanya mustahil.

Bagi orang lain, uang yang kami terima selama ini mungkin tidak ada artinya, tapi bagi kami sangatlah berharga, dalam artian: ada sesuatu yang diharapkan/ditunggu- tunggu setiap bulannya.

Cukup banyak cerita di balik berita yang perlu diketahui oleh para “Penguasa” yang sedang bertahta di MNA saat ini. Dan untuk mengetahui cerita ini, tidak ada salahnya mereka ‘blusukan” sebagaimana yang dilakukan Presiden Jokowi, ke tempat-tempat tertentu yang tersebar di seantero Nusantara.

Orang-orang tua yang dulunya berjasa bagi MNA banyak yang sakit-sakitan, bahkan beberapa diantaranya mengalami koma, karena kebingungan dan ketakutan menghadapi masa depannya.

Apalagi para janda yang tidak mempunyai penghasilan apapun diluar uang pensiun mendiang suaminya. Mau ke rumah sakit saja bingung. Selain biaya transportasi, tidak semua pengobatan di cover BPJS, belum lagi harga-harga kebutuhan pokok yang terus menanjak, semua itu turut memperburuk kondisi fisik dan kejiwaan mereka.

Baca Juga :  Diduga Korsleting Listrik, Rumah Di Tigaraksa Hangus Dilahap Si Jago Merah

Semoga curhat ini terbaca atau dibaca oleh fihak yang “berwajib/berwenang”. Semoga pula dapat mencairkan batu karang dan pada akhirnya melahirkan kebijakan yang kami dambakan, yakni : Dapen tetap eksis.

Tentunya curhat ini akan lebih bermakna bila dikaitkan dan dikombinasikan dengan surat=surat Pengurus Perhimpunan Purnabhakti yang lalu agar dapat saling melengkapi.

Satu ungkapan lagi disini : Jangan sampai kacang lupa akan kulitnya, jangan pula ada kesan Gone with the wind, alias berlalu tanpa kesan atas segala kenangan manis maupun pahit yang telah kita lalui bersama di masa lampau.

Jakarta, awal Maret 2015.

(Janda salah seorang karyawan MNA)